Mohon tunggu...
I Putu Yoga Purandina
I Putu Yoga Purandina Mohon Tunggu... Dosen Jurusan Dharma Acarya STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Aktif dalam penelitian bidang pendidikan dan pengajaran bahasa terutama bahasa Inggris untuk Anak, Pendidikan berbasis Cerita Anak, Pendidikan Karakter, Kesantunan Bertutur Kata, Literasi Digital untuk Anak, Serta aktif membahas isu aktual baik sosial dan budaya. www.purandinacollege.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tertatih-tatih Inovasi Riset dan Teknologi di Tengah Kehidupan Masyarakat

11 Agustus 2021   15:01 Diperbarui: 11 Agustus 2021   15:02 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Teknologi merupakan sebuah alat, benda dan bahkan pemikiran yang diciptakan dan memiliki manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan masyarakat. Teknologi diartikan sebagai sebuah pembaruan yang dapat membantu meringankan dan mempercepat segala aktivitas manusia. 

Memang tidak semua teknologi merupakan sebuah hal yang prestisius, bisa saja hal sederhana, namun dapat meringankan dan meningkatkan taraf hidup manusia pada umumnya. Teknologi tidak muncul begitu saja, namun perlu adanya sebuah proses-proses ilmiah dalam sebuah penemuan inovasi

Prisnsip-prinsip ilmiah yang umum dilakukan dalam sebuah penelitian seperti mengidentifikasi dan merumuskan maslah, menyusun kerangka penelitian, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, dan meranarik kesimpulan.

Sehingga untuk mendapatkan sebuah inovasi teknologi tentu tidaklah mudah. Begitu pula sebaliknya, hal ini tidaklah sulit pula, asalkan setiap individu memiliki kemauan dan kemampuan di bidang penelitian akan kebaharuan teknologi. Inilah masalahnya, Indonesia seperti berjalan dengan sangat pelan dalam bidang Riset

Sebenarnya Riset di Indonesia diawali dari sebelum masa kemerdekaan, dimulai dengan adanya pendirian beberapa kampus mentereng dan wilayah konservatif sebagai tempat penelitian kala itu. 

Setelah masa kemerdekaan terjadi pergulatan yang panjang, dimana diawali dengan dibentuknya Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (MIPI), kemudian enam tahun kemudian dibentuknya Departemen Urusan Riset Nasional (DURENAS), Kemudian dirbuah menjadi Lembaga Riset Nasional (LEMRENAS). Kemudian LEMRENAS dan MIPI dibubarkan dan dibentuklah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Tidak hanya sampai di situ saja, perkembangan riset dan teknologi di Indonesia mencapai titik keemasannya ketika Indoensia mampu membuat pesawat N-250 yang seluruhnya mampu dibuat oleh putra-putri terbaik Indonesia. 

Begitupula diberbagai sektor seperti perkembangan penelitian atom melalui BATAN, perkembangan roket dan antariksa melalui LAPAN, serta biomolekuler EIJKMAN. 

Penerbangan N-150 inilah didaulat sebagai hari kebangkitan teknologi nasional HAKTEKNAS dan pada 10 Agustus 2021 ini diperingati hari HAKTENAS yang ke-26 dengan mengabil tema “Integrasi  Riset  untuk  Indonesia  Inovatif  dengan  sub-tema  "Optimisme  Inovasi Berbasis  Teknologi  di  Tengah  Pandemi”. 

Tema ini tentunya bertujuan untuk menggembleng riset nasional untuk menciptakan teknologi terkini untuk mempermudah kehidupan masyarakat di tengah Pandemi COVID-19.

Di era Presiden Jokowi ini sempat beberapa kali dirubah misalnya dipisahkannya antara kementerian pendidikan dan kebudayaan dengan kementerian pendidikan tinggi dan badan riset dan inobvasi nasional. 

Kemudian kembali digabung menjadi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Namun Badan Riset dan Inovasi Nasional memmiliki kekuatan yang mandiri membawahi empat lembaga penelitian yaitu LIPI, BPPT, BATAN, dan LAPAN. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan intensitas kemajuan riset nasional. 

Di tengah Pandemi COVID-19 ini dapat menemukan dan menciptakan inovasi teknologi tepat guna, dalam menanggulangi berbagai permasalahan yang ditimbulkan.

Begitu pelannya perjalanan riset Indonesia tentu disebabkan oleh berbagai faktor seperti misalnya dana penelelitian yang masih rendah, walaupun belakangan semakin ditingkatnkat, kemudian SDM dalam IPTEK masih rendah, bahkan baru 14% yang bergelar doktor, penyebab yang ketiga adalah masih kurang terciptanya ekosistem inovasi di berbagai sektor. 

Inilah yang menyebabkan lambatnya laju perkembangan riset nasional. Tentu hal ini akan mempengaruhi posisi Indonesia dari segi Ilmu pengetahuan, taraf hidup, bahkan ekonomi. 

Negara maju bahkan telah menerapkan ekonomi berbasis inovasi, begitu pula sektor kesehata, industry, pendidikan, dll. Tiga permasalahan ini harus segera diberikan perhatian dengan mencarikan solusinya.

Dana penelitian tentu harus ditingkatkan dari tahun ke tahun, dengan merancang penelitian tepat guna, efektif dan efisien. Tidak hanya memanfaatkan dana dari pemerintah, melainkan dana-dana dari pihak swasta. 

Perusahhaan-perusahaan besar di Indonesia hendaknya senantiasa membantu berbagai riset yang sedang berlangsung, terutama dari peneliti-peneliti muda, baik dari level anak sekolah, mahasiswa, guru, dosen, dan berbagai peneliti di segala sektor. 

Pemberian dana ini hendaknya dilakukan melalui sistem jemput bola, dimana pihak pemerintah dan swasta melakukan pencarian peneliti-peneliti muda yang bertalenta, dengan mendatangi lembaga-lembaga sekolah, kampus, dll.

Begitu pula permasalahan SDM. Mempersiapkan SDM Dalam bidang IPTEK tentu tidaklah mudah. Minat masyarakat terhadap IPTEK masih sangat rendah. 

Hal ini bisa diketahui dari banyaknya anak atau mahasiswa yang memilih ilmu sosial daripada ilmu pasti. Padahal IPTEK lebih ditopang oleh ilmu matetamtis dan ilmu alam. 

Diantara masyarakat kita masih kurang kesadaran akan pentingnya menekuni ilmu-ilmu ini dari sejakk ini. Masih dianggap ilmu yang kurang mampu sebagai bekal hidup dalam mencari uang atau bertahan hidup. Serasa masih kurang dihargai jika ada individu yang menekuni bidang ini. 

Banyak kasus dimana anak atau mahasiswa yang memilih ilmu pasti akan susah mencari pekerjaan. Ilmu pasti susah bersaing di negeri ini.

Kemudian ekosistem riset di negeri ini masihlah sangat rendah. Ekosistem ini haruslah diciptakan dengan sengaja untuk merangsang putra-putri bangsa tertarik untuk menjadi peneliti-peneliti muda berbakat. 

Dengan menciptakan berbagai wadah peneliti muda, kegiatan-kegiatan dari tingkat level tersendah, kemudian menagdakan berbagai kompetisi riset dari tingkat rendah sampai yang tertinggi. 

Ditambah dengan memperbanyak beasiswa-beasiswa penelitian, kerjasama penelitian antar bangsa dan negara. Tiga hal ini saling terkait sehingga dapat menempa minat dan bakat anak Indonesia sebagai peneliti-peneliti handal ke depannya.

Sehingga diharapkan Indonesia mampu menjadi negara yang kuat di bidang riset dan teknologi. Suatu negara dapat dikatakan maju jika riset dan teknologi negara tersebut berkembang dengan sanagat pesat dan maju. 

Kuncinya bagaimana membuat setiap insan masyarakat Indonesia tertarik memiliki minat dan bakat di bidang riset dan teknologi ke depannya. Semoga niat ini menjadi keinginana bersama dengan bersatu padunya segala aspek kehidupan di tanah air, negeri kita tercinta ini untuk saling memberikan dukungan satu sama lainnya di bidang riset dan teknologi. Dengan riset dan teknologi tentu bangsa kita akan semakin maju dan kuat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun