Mohon tunggu...
Yoga PS
Yoga PS Mohon Tunggu... Buruh - Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Selanjutnya

Tutup

Money

Gaji Anda Kecil dan Merasa Kurang? Baca Cerita Ini

22 September 2015   07:15 Diperbarui: 4 April 2017   16:11 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerita diatas saya ambil dari Talking in The Heaven karya Agus Setiawan dan Faisal Kunhi. Pesan moralnya sederhana: gaji bukanlah tolak ukur "keberkahan" sebuah pekerjaan. Ada orang gajinya puluhan juta yang kerjaannya cuma datang rapat, duduk, diam, bergaya interupsi sana-sini, pake "nyambi" jadi tersangka korupsi, eh masih beralasan gajinya kurang.

Tapi ada juga pahlawan yang mengabdi di pelosok negeri. Statusnya bukan pegawai negeri. Tunjangannya minim sekali. Tanpa fasilitas disana-sini. Dan mereka melakukannya sepenuh hati tanpa mengharap balasan suatu hari nanti. Mereka mengerti: rezeki Tuhan tak mesti berbentuk materi.

Dalam studi manajemen, gaji memang berkorelasi dengan kepuasan kerja. Tapi tidak selamanya linear. Penelitian yang dilakukan oleh Daniel Kahneman (2010), salah satu peraih Nobel ekonomi menunjukkan angka USD 75,000 adalah batasnya (untuk kasus Amerika). Jika pendapatan Anda dibawah 75rb dollar setahun, maka gaji adalah segalanya. Tapi jika Anda memiliki pendapatan diatas 75rb setahun (US dollar ya cuk, bukan IDR), maka “there’s something that money can’t buy”, dan Anda akan melakukan sesuatu bukan hanya semata-mata karena uang.

Berapa “angka pendapatan sehingga otak kita ga cuma mikir duit” di Indonesia?

Karena nilai 75rb USD sekitar 2x pendapatan perkapita, dan rata-rata pendapatan perkapita Jakarta adalah 135 juta, maka angka 270 juta adalah masuk akal. Artinya jika pendapatan kita selama setahun kurang dari 270 juta (22,5 juta per bulan), maka sangat wajar jika kita menjadi manusia mata duitan dan rela panas-panasan untuk berdemo dari pagi sampai sore hari demi kenaikan gaji.

Tapi daripada berorasi dan menutup jalan yang ujungnya malah bikin hidup orang lain susah, yang wajib kita lakukan adalah "memantaskan diri" untuk dibayar mahal. Dengan menciptakan nilai tambah yang bisa membantu dan mempermudah hidup orang lain.

Dan jika gaji Anda sudah puluhan juta dan kerjaan-nya cuma datang rapat, duduk, diam, sok interupsi sana-sini, jalan-jalan keluar negeri bawa family, sambil teriak-teriak minta kenaikan gaji, maka saran Imam Syafi’i diatas, patut untuk dicoba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun