sumber gambar: http://buruhmigran.or.id/
Seorang yang sedang mengalami kesulitan keuangan mendatangai Imam Syafi’i dan mengadukan krisis finansial yang dialaminya. Ia bekerja sebagai buruh dengan gaji lima dirham. Dan gaji itu tidak mencukupi kebutuhannya. Harga sembako terus merangkak naik. Upahnya habis untuk “basa-basi”. Bayar sana, bayar sini.
Setelah mendengar keluh-kesah orang itu, sang imam memberikan saran yang aneh. Imam Syafi’i justru menyuruhnya untuk menemui bos-nya dan meminta pengurangan gaji menjadi empat dirham!.
Koq aneh sih? Wong lagi krisis ekonomi koq malah disuruh nyunat gaji sendiri? Harusnya nyuruh demo naik gaji donk! Tapi karena ini nasihat dari orang sholeh, orang itu pun pergi melaksanakan perintah Imam Syafi’i meskipun dia tidak paham apa maksud dari perintah itu.
Setelah beberapa lama kemudian orang itu kembali datang menemui Imam Syafi’i dan mengadukan kehidupannya yang tidak kunjung mendapat kemajuan. Lalu Imam Syafi’i memerintahkannya kembali untuk mendatangi orang yang telah mengupahnya dan meminta majikannya untuk mengurangi gajinya (lagi), menjadi tiga dirham!
Lelaki ini Cuma bisa geleng-geleng kepala. Hidup sudah susah, ini diminta untuk hidup semakin susah. Mengencangkan pinggang Jennifer Lopez yang bahenol sih enak, lha ini mengencangkan pinggang sendiri yang sudah kurus kering! Tapi lagi-lagi orang itu pun pergi melaksanakan anjuran Imam Syafi’i dengan membawa perasaan keheranan bercampur rasa pasrah.
Beberapa hari kemudian orang itu kembali datang menemui Imam Syafi’i dan mengucapkan terima kasih atas nasihatnya yang tidak biasa. Dia bercerita, bahwa tiga dirham yang dia dapatkan justru bisa menutupi seluruh kebutuhan hidupnya, bahkan sekarang hidupnya menjadi lapang.
Dia bertanya, “Ada rahasia apakah di balik semua itu?”
Imam Syafi’i menjelaskan bahwa pekerjaan yang dijalaninya itu tidak berhak mendapatkan upah lebih dari tiga dirham. Dan kelebihan dua dirham itu telah “mencabut” keberkahan harta yang dimilikinya ketika tercampur dengan harta yang lainnya. Sang Imam lantas mengutip sebuah sya’ir:
“Dia kumpulkan yang haram dengan yang halal supaya harta itu mejadi banyak. Yang haram pun masuk ke dalam yang halal lalu harta itu merusaknya”.
Gaji dan Kepuasan Kerja