Mohon tunggu...
Yoga PS
Yoga PS Mohon Tunggu... Buruh - Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Wahai Blogger Bayaran, Tolong Perhatikan 3 Hal Ini

23 Agustus 2015   08:34 Diperbarui: 23 Agustus 2015   08:34 3514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Hard vs Soft Sell

Dalam blog, content is the king. Seorang blogger berbayar harus mau dan mampu memasukkan brand ke dalam content blog mereka. Secara sederhana, ada dua cara untuk “menyelundupkan” brand yang di endorse, hard sell dan soft sell.

Hard sell disini bukan berarti menjual dengan kekerasan, tapi lebih pada pola komunikasi brand seorang blogger kepada pengikutnya. Hard sell is straightforward selling. Blogger akan menunjukkan produk/jasa, men-highlight kelebihan atau fiturnya, dan biasanya ditutup dengan call to action untuk membeli/berpartisipasi. Contoh:

“Eh tau ga sih Terasi XYZ? Itu lho terasi yang mengandung Omega 4 dengan vitamin Z kompleks. Bisa menyedapkan makanan sekaligus menyehatkan pikiran. Cobain deh, Cuma 10rb. Dapetin di IndoApril dan Betamaret terdekat ya! #terasi #terasiXYZ #hidupterasi #akucintaterasiXYZ”

Sedangkan soft sell adalah jualan “halus”. Brand akan di infuse senatural mungkin. Bahkan di beberapa post instagramer berbayar, mereka tidak menyebut merek, yang penting brand itu terlihat di gambar. Contoh:

“Lagi pingin masak ayam goreng presto pake sambel terasi nih. Pas belanja di G-ant terus nemu promo terasi baru. Ada yang udah pernah nyoba? #lunch #ayamgoreng #sambal #terasibaru”.

Penggunaan hard sell vs soft sell biasanya bergantung dari tujuan brand dan pilihan blogger itu sendiri. Karena ada beberapa blogger yang “anti berjualan garis keras”. Dalam artian, mereka tidak ingin fans mereka “diracuni” postingan bersponsor yang bisa mengurangi kredibilitas postingannya.

3. Post relationship


Yang tak kalah penting untuk diingat ketika seorang blogger mempromosikan sebuah brand, adalah hubungannya dengan brand setelah periode kerjasama itu berakhir. Pernah ada kejadian sebuah maskapai memberangkatkan blogger jalan-jalan. Saat pulang, ternyata pesawatnya delay. Dodolnya, si blogger yang kzl (kesel) mem-post ke media sosial. Terjadilah perang dunia ketiga antara maskapai dan blogger. Lha wong uda dikasih tiket gratis koq masih ngeluh kalo delay sebentar?

Hukum fisika yang berlaku: jangan pernah mendiskreditkan sebuah brand jika Anda masih ingin mendapatkan job dari dia.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun