Mohon tunggu...
Yoga PS
Yoga PS Mohon Tunggu... Buruh - Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Selanjutnya

Tutup

Money

Pantaskah AirAsia Menerima Skytrax 2015?

17 Juni 2015   10:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:40 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AirAsia kembali meraih penghargaan sebagai maskapai biaya hemat terbaik dunia tahun 2015 versi Skytrax. Penghargaan ini semakin mengukuhkan dominasi AirAsia yang sejak tahun 2009, memenangkan gelar yang sama 7x berturut-turut.

Maskapai yang dibeli oleh Tony Fernandez seharga 1 Ringgit ini memang dikenal dengan maskapai berbiaya hemat yang terus hadir dengan promo-promo menariknya. Mayoritas traveler dan backpacker pasti sudah pernah terbang bersama maskapai berwarna merah ini menjelajahi Indonesia atau Asia (termasuk saya :p).

Tapi pada akhir 2014, terjadi musibah QZ 8501 yang memaksa dunia penerbangan kita untuk berkabung dan menghasilkan kebijakan aneh dengan menghapus tiket murah. Pertanyaannya, pantaskah AirAsia menerima penghargaan bergengsi sekelas Skytrax?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus melihat metode penilaian yang dilakukan Skytrax.

Metode Penilaian Skytrax

Skytrax sendiri adalah lembaga pemeringkat rating didunia penerbangan. Berbasis di Inggris, Skytrax mereview maskapai penerbangan sejak tahun 1999. Mereka mengukur lebih dari 41 indikator mulai dari proses check-in ke boarding, kenyamanan kursi, kebersiihan kabin, makanan dan minuman, keramahan crew, hingga pengalaman terbang traveler.

Survey untuk penghargaan tahun 2015 sendiri dilakukan antara September 2014 hingga Mei 2015, melibatkan 18,89 juta penumpang udara yang bepergian dengan 245 maskapai (baik full service atau low cost) di lebih dari 105 negara dunia (sumber: wordairlineawards.com).

Skytrax menggunakan metode polling untuk menentukan pemenang. Polling ini dilakukan secara online dan terbuka. Semua traveler di seluruh dunia berhak memberikan review dan vote, maskapai pilihan mereka. Anda bisa menulis review penerbangan Anda disini.

Tiga Alasan

Dengan sistem penilaian seperti itu, setidaknya ada tiga alasan sehingga AirAsia mampu memenangkan skytrax award 2015 sebagai maskapai berbiaya hemat terbaik untuk ketujuh kalinya.

Pertama, AirAsia mampu menangani krisis QZ8501 dengan sangat baik. Sejak hari pertama insiden, AirAsia langsung berempati dengan mengubah logonya menjadi abu-abu. Tak hanya itu, crisis center langsung didirikan. Komunikasi dibuat transparan, dan para pegawai AirAsia dari berbagai negara berdatangan ke Surabaya sebagai relawan untuk membantu keluarga korban. Tentu saya juga mengacungkan jempol setinggi-tingginya kepada tim SAR, Pemkot, TNI-Polri, dan pihak-pihak yang terlibat saat proses evakuasi.

Tony Fernandes, juga mengirimkan email personal kepada para penggunanya. Berisi ucapan simpati dan janji untuk membuat AirAsia menjadi lebih baik lagi. Selain berfokus pada keluarga, AirAsia juga mengajak netizen untuk berpartisipasi mengubah logo mereka menjadi merah. Setiap tweet dengan hash tag #togetherwestand, akan menyumbang satu pixel merah di logo mereka. Sebuah langkah marketing yang engaging dan kreatif!

http://scontent.cdninstagram.com/hphotos-xaf1/t51.2885-15/s306x306/e15/10979508_829151970491296_209221337_n.jpg
http://scontent.cdninstagram.com/hphotos-xaf1/t51.2885-15/s306x306/e15/10979508_829151970491296_209221337_n.jpg

Kedua, Jaringan penerbangan yang luas. Seperti kita ketahui, AirAsia terbang ke berbagai wilayah Asia. Mulai dari ASEAN, Asia Timur, Asia Selatan, hingga Arab (saya pergi umroh secara backpacker menggunakan maskapai ini!).

Dengan jaringan yang luas dan semakin banyaknya penampang yang dilayani, otomatis AirAsia memiliki lebih banyak potential supporter yang bisa mendukung mereka memenangkan skytrax. Sehingga jika maskapai berbiaya hemat Indonesia ingin “berbicara” di kancah Skytrax, mau tidak mau, mereka harus mengembangkan rute-rute internasional.

Ketiga, terus berinovasi. Baru beberapa bulan lalu AirAsia meluncurkan ASEAN Pass, dimana kita bisa berkeliling ASEAN menggunakan sistem credit tiket terusan dengan harga 2 juta saja! Tak berhenti disitu, saya baru tahu jika AirAsia telah menerapkan e-boarding pass dimana penumpang tak perlu mencetak boarding dalam bentuk kertas.

Cukup check-in lewat mobile apps, dan tunjukkan handphone Anda ke petugas ketika boarding. Sangat user friendly dan tentu saja mendukung gerakan penghematan kertas ala go green. Penerapan e-boarding pass sudah dimulai di Jakarta untuk penerbangan rute domestik. Bukan tidak mungkin dimasa depan boarding pass berbentuk kertas akan dianggap peninggalan zaman doeloe.

Pelajaran bagi kita semua para pelaku bisnis: musibah adalah ujian.

Ibarat menunggu hujan deras, jika kita bersabar dengan terus berusaha menghadirkan inovasi untuk memudahkan hidup konsumen, pada akhirnya muncul pelangi yang menyejukkan hati.

Sekali lagi, selamat kepada AirAsia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun