Mohon tunggu...
Yoga PS
Yoga PS Mohon Tunggu... Buruh - Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kutakatik, Da Vinci, dan Proses Kelahiran Jetski

30 September 2012   11:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:27 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Punya banyak barang bekas dirumah? Bingung diapain? Mau ngelatih kreativitas sambil mengubah sampah menjadi "emas"?

Kalau jawaban-nya Iya bisa coba datang deh ke Kutakatik art class yang ada di daerah Pondok Indah (belakang PIM 2). Di sebuah rumah berlantai 3 yang lantai atasnya sudah disulap menjadi arena kreasi barang-barang bekas.

Kutakatik adalah kreasi dua orang wanita yang pada awalnya hobi desain tapi juga peduli pada pendiidkan. Tante Raya dan Kyra (secara mereka lebih tua dari saia :p) memulai Kutakatik ini sekitar 4 tahun lalu. Motivasinya? Selain menyalurkan hobi seni, juga sebagai sarana edukasi. Tuh kan ga Cuma air seni doank yang harus disalurkan hehehe.

Disini kita bisa belajar membuat berbagai kreasi dari barang bekas. Mulai dari robot-robotan dari kardus bekas, celengen keren dari kaleng, kamera mainan dari karton, sampai seni instalasi kontemporer dan masih banyak lagi. Kalo muka bekas gimana kakak? Oh.. kalo itu tukar tambah aja di toko plastic, lumayan buat modal operasi plastic. Hehehe.

[caption id="attachment_208943" align="aligncenter" width="514" caption="Beberapa kreasi dari barang bekas"][/caption]

Saya udah nyoba loh... Jadi ceritanya saya bersama teman-teman Kompasiana (komunitas blogger Kompas) mendapat undangan mengikuti kelas singkat di Kutakaktik, hari Minggu lalu (23 September 2012). Ngapaen aja acaranya cuk? Selain kumpul-kumpul dan foto-foto, kita diberi tantangan.

Tantangan

Jadi kita diberi barang bekas, supply peralatan seperti gunting, kertas, batu.. (eh emangnya suit..)  dan mendapat tantangan bagaimana mengubah barang bekas ini menjadi barang yang lebih berguna.. wuih.. saya kan ga bisa guna-guna?

Kelihatannya gampang? Eits.. jangan salah. Emang gampang banget! Gampang ngomongnya maksud saya... karena berkreasi dengan barang bekas tidak semudah kata-kata Om Mario Teguh. Contohnya saya sendiri.

Pada awalnya saya dianugerahi kardus orange juice jumbo 1 liter. Dalam bayangan saya udah songong, gampang ini mah... Terbayang bangunan apartemen seperti maket yang saya lihat. Langsung deh hajar begitu acara dimulai.

Eh, baru beberapa kali potong sana-sini, tau-tau bingung deh mau diapain... kotak juice yang udah didesain capek-capek ama tim desain produksi perusahaan, dengan sukses berhasil saya dekonstruksi menjadi... jadi apa ya... sebuah benda dengan beberapa sayatan, tempelan, dan aksesoris ga jelas. Pokoknya saya asal potong, temple, gunting. Jadinya malah ancur. Untung designer productnya ga ngelihat dosa saya. Kita anggap saja mahakarya seni abad 22 beraliran post modernism yang hanya bisa dimengerti oleh mereka yang tercerahkan.

Temen2 yang lain udah keren2. Ada yang buat ondel-ondel Foke vs Jokowi, ada yang jadi robot, ada celengan, ada yang bisa jadi tempat serba guna, ada juga yang bisa jadi tempat sampah, oh maap saya salah liat. Itu tempat sampah beneran bikinan pabrik.

[caption id="attachment_208947" align="aligncenter" width="516" caption="Nampang dulu.."]

13490056231150638877
13490056231150638877
[/caption] [caption id="attachment_208945" align="aligncenter" width="300" caption="Ondel-ondel kreasi Fuji (thx infonya tante ria)"]
1349005284340862271
1349005284340862271
[/caption]

Dekonstruksi kreatif

Dalam sebuah buku yang saya baca zaman dulu kala (suer bacanya pas SMP klo ga salah), ada metode invention (penemuan) yang dilakukan oleh Leonardo Da Vinci. Seperti kita tahu, Da Vinci, adalah penemu berbagai hal (tapi dia bukan penemu Da Vinci Code). Salah satu resep rahasianya adalah kemampuan melakukan tiga tahap gagasan:

1.       koneksi,

2.        ciptaan,

3.       terapan.

Koneksi adalah usaha menghubungkan dua hal yang tidak berhubungan. Misalnya kita ingin menghubungkan IKAN dan MOTOR (random aja, kata ini terlintas karena saya lagi laper dan sedang nonton Moto GP). Kita coba cari koneksinya. Misalnya, ikan dan motor sama-sama bisa bergerak.

Kita masuk tahap kedua. Mencoba menggali permasalahan dan mencoba datang dengan solusi. Ikan bergerak di air, lalu motor bergerak di darat. Bagaimana kalau kita menciptakan ikan yang bisa ngebut? Atau motor yang bisa disarden? Oh kebalik. Ikan itu ciptaan Tuhan, motor ciptaan Yamaha. Bagaimana kalau kita buat motor yang bisa ngebut di air???

Langsung deh ke fase ketiga. Terapan. Teettt teretttt... jadilah Jet Ski... hahaha. Karena jet ski udah ada duluan sebelum tulisan sampah ini dibuat, setidaknya langkah2 diatas mampu membantu kita mengembangkan konsep kreatif yang bisa menjawab permasalahan umat manusia di bumi yang fana ini. Karena pasti pencipta Jetski, menggunakan logika diatas hehehe.

Lantas apa hubungannya dengan Kutakatik? Pastinya hubungan intim donk. Karena dengan mengikuti kelas kreatif seperti Kutakatik membuat kita melihat dengan mata berbeda. Barang bekas atau sampah, bukanlah sampah selama kita tidak memperlakukannya seperti sampah.

Dengan sedikit kreasi, kreativitas, dan dekonstruksi, kita bisa menciptakan 4R. Bukan hanya reduce, reuse, recycle, tapi juga reconstruction. Membuat barang baru dari barang yang sudah ada. Karena seperti pesan Solomon:

Nihil sub sole novum... tidak ada yang baru dibawah matahari.

[caption id="attachment_208946" align="aligncenter" width="516" caption="Poto2 bareng sebelum pulang"]

13490054292009215513
13490054292009215513
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun