Mohon tunggu...
Yoga PS
Yoga PS Mohon Tunggu... Buruh - Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Laki-laki yang ingin mati di pagi hari :)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Neng Ning Nung Nang

11 Juli 2011   09:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:45 1084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://elektron17.files.wordpress.com/2008/09/77-rajawali3.jpg

Seorang kawan, Hendra Dwi Atmaja, bercerita kepada saya tentang rahasia umur panjang rajawali. Jadi, seekor burung rajawali dapat hidup tua hingga 40 tahun. Tapi tidak sembarang rajawali dapat melakukannya. Mayoritas hanya hidup hingga usia 20 tahun. Lantas, apa rahasia rajawali yang hidup tua? Tentu bukan berkat bantuan ramuan anti aging system terbaru, atau asuransi kesehatan menyeluruh.

Ternyata burung rajawali yang mencapai umur 40 tahun, pernah mengalami "krisis identitas" ketika menginjak usia 20an tahun. Kemampuan terbang mereka melambat, cakar mereka melemah, paruh mereka hampir tumpul. Tapi mereka tidak tinggal diam. Tidak pasrah meratapi nasib.

Rajawali ini kemudian pergi ketempat tinggi. Menyendiri. Mengurangi makan, memperlambat metabolisme tubuh. Lalu mulai mengasah apa yang mereka miliki. Rajawali tua membiarkan bulu-bulunya rontok dimakan usia. Ia juga membiarkan cakarnya terkelupas.

Dan alam menyediakan jawaban. Selalu ada hikmah dari setiap kejadian. Karena bulu rontok ternyata menumbuhkan bulu-bulu baru. Cakarnya juga kembali menajam. Singkat kata, burung rajawali mengalami rejuvenasi. Seperti terlahir kembali. Siap hidup 20 tahun lagi.

Stockdale Paradox

Rajawali tua menerapkan sebuah prinsip yang oleh Jim Collins pengarang Good to Great disebut Stockdale Paradox. Merujuk pada James Stockdale, panglima perang AS yang pernah mendapat siksaan hebat saat menjadi tawanan perang. Salah satu resep bertahan hidup yang dijalankan Stockdale adalah:

"Bersiap menerima kemungkinan terburuk dan tetap memimpikan yang terbaik"

Ini juga yang merupakan rahasia Victor Frankl untuk dapat bertahan dan keluar dari kamp konsentrasi Nazi dalam keadaan hidup. Setiap mendapat siksaan dan ancaman kematian, Victor bermimpi untuk dapat keluar dan mengajar dikelas. Ia akhirnya sadar, diantara stimulus dan respon, manusia memiliki kebebasan untuk memilih responnya terhadap sebuah peristiwa.

Masalahnya, berapa banyak dari kita yang memberi respon positif terhadap penderitaan? Kita cenderung mengeluh ketika mendapat cobaan. Lari dari kenyataan dan impian. Lalu menyalahkan lingkungan dan keadaan. Sampai terkadang membawa nama Tuhan.

Bertapa

Hampir sama dengan yang dilakukan rajawali, para pendekar dalam cerita-cerita kuno selalu bertapa untuk mendapat kesaktian. Dalam kitab Arjunawiwaha, disebutkan Arjuna yang bertapa di Indrakila akhirnya mendapat hadiah pasopati. Sebuah senjata sakti pemberian para dewa. Untuk mendapat otot kawat tulang besi, Gatotkaca harus dibuang dikawah candradimuka dan mendapat latihan keras. Untuk menjadi sebuah kupu-kupu, ulat harus bertapa dan melalui fase kepompong.

Intinya, cobaan dan penderitaan akan memberikan kekuatan bagi mereka yang berpikiran positif dan memiliki semangat untuk maju.

Kita tidak perlu menjadi orang sakti. Tidak perlu juga bertapa brata. Karena pertapaan yang sesungguhnya akan segera tiba: bulan ramadhan. Ini adalah bulan penyendirian rajawali. Kesempatan untuk memperbaiki diri. Menyambut dengan diri yang fitri. Kawah candradimuka yang sejati.

Bulan ramadhan kedepan adalah saat rajawali tua berpuasa. Mengurangi metabolism tubuh. Menggugurkan bulu-bulu dosa. Memperkuat cakar kebaikan. Dan memikirkan apa yang hendak dilakukan dalam kehidupan. Puasa mengajarkan pembatasan, kesederhanaan, dan kebahagiaan yang penuh kedamaian.

Dalam sebuah buku tentang filosofi pewayangan Jawa yang saya baca, ada semboyan Neng ning nung nang. Kekuatan dihasilkan dari ketenangan. Energi yang tidak meluap-luap. Semua perlu proses. Ada waktu. Dibutuhkan ketenangan dan kesabaran untuk menghasilkan keberhasilan.

Seperti yang dilakukan rajawali tua. Perlu "meneng" atau diam, agar bisa jadi "wening" atau bening pikiran. Lalu akan timbul "nung" atau penguasaan batin, sebagai syarat mencapai "wenang" atau menang.

Neng Ning Nung Nang.

[caption id="" align="aligncenter" width="305" caption="http://elektron17.files.wordpress.com/2008/09/77-rajawali3.jpg"][/caption]

*)entah lagi kesambet setan apa jadi pengen nulis persiapan puasa hahaha :D

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun