Pepedebe (Naskah Drama)
Prolog
Hujan deras membasahi bumi di kala siang. Para guru yang baru saja selesai mengawas ujian Pepedebe (Penerimaan Peserta Didik Baru) terpaksa menunggu dan duduk di depan ruang guru. Mereka lupa tidak membawa jas hujan.
Dialog
Orientasi
Bu Metha: "Eh, kita ini termasuk rajin ya. Minggu-minggu masuk sekolah."
Bu Himmah: "Hellow. Ini bukan rajin. Karena terpaksa aja keles." (Ngakak)
Bu Nisa: "Sttttt. Jangan rame-rame. Nanti kedengeran Pak kepsek."
Komplikasi
Pak Yoga: "Bu-ibu kok belum pulang? Besok kita mulai pembelajaran tatap muka lagi Lo ya."
Bu Metha: "Iya, Pak Kepala sekolah. Ini lagi nganu." (bingung)
Bu Himmah: "Ini Bu Metha mau pinjam jas hujannya Pak Kepala Sekolah karena jas hujannya ketinggalan, Pak."
Pak Yoga: "Oh, iya. Silakan. Jas hujan saya ada di ruang guru."
Bu Nisa: "Tuh Bu Metha. Bisa di ambil di ruang guru.
Resolusi
Pak Yoga: "Ya, sudah. Saya pamit duluan ya. Supir pribadi saya pasti sudah menunggu di tempat parkir. Mari Bu-ibu."
Bu Metha: "Ha-hati-hati dddi jjjalan, Pak Kepsek."
Bu Himmah dan Bu Nisa: (tertawa menuju ruang guru)
Bu Metha: (mengejar dua bestienya)
Epilog
Sesampainya di ruang guru, Bu Metha marah-marah. Bu Himmah dan Bu Nisa meminta maaf karena telah membuat sahabatnya malu di depan bapak kepala sekolah. Bu Metha memaafkan mereka karena memaafkan itu tak seberat mengangkat mobil pakai tangan.Â
Cerita ini hanya fiktif. Jika ada kesamaan nama, watak, peristiwa, dan tempat, maka itu hanya kebetulan belaka.
Naskah Yoga Prasetya, Malang, 13 Maret 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H