Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pepedebe (Naskah Drama)

13 Maret 2022   14:08 Diperbarui: 13 Maret 2022   14:12 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pepedebe daring 2022 (dok pribadi Yoga Prasetya)

Pepedebe (Naskah Drama)

Prolog
Hujan deras membasahi bumi di kala siang. Para guru yang baru saja selesai mengawas ujian Pepedebe (Penerimaan Peserta Didik Baru) terpaksa menunggu dan duduk di depan ruang guru. Mereka lupa tidak membawa jas hujan.

Dialog
Orientasi
Bu Metha: "Eh, kita ini termasuk rajin ya. Minggu-minggu masuk sekolah."
Bu Himmah: "Hellow. Ini bukan rajin. Karena terpaksa aja keles." (Ngakak)
Bu Nisa: "Sttttt. Jangan rame-rame. Nanti kedengeran Pak kepsek."

Komplikasi
Pak Yoga: "Bu-ibu kok belum pulang? Besok kita mulai pembelajaran tatap muka lagi Lo ya."
Bu Metha: "Iya, Pak Kepala sekolah. Ini lagi nganu." (bingung)
Bu Himmah: "Ini Bu Metha mau pinjam jas hujannya Pak Kepala Sekolah karena jas hujannya ketinggalan, Pak."
Pak Yoga: "Oh, iya. Silakan. Jas hujan saya ada di ruang guru."
Bu Nisa: "Tuh Bu Metha. Bisa di ambil di ruang guru.

Resolusi
Pak Yoga: "Ya, sudah. Saya pamit duluan ya. Supir pribadi saya pasti sudah menunggu di tempat parkir. Mari Bu-ibu."
Bu Metha: "Ha-hati-hati dddi jjjalan, Pak Kepsek."
Bu Himmah dan Bu Nisa: (tertawa menuju ruang guru)
Bu Metha: (mengejar dua bestienya)

Epilog
Sesampainya di ruang guru, Bu Metha marah-marah. Bu Himmah dan Bu Nisa meminta maaf karena telah membuat sahabatnya malu di depan bapak kepala sekolah. Bu Metha memaafkan mereka karena memaafkan itu tak seberat mengangkat mobil pakai tangan. 

Cerita ini hanya fiktif. Jika ada kesamaan nama, watak, peristiwa, dan tempat, maka itu hanya kebetulan belaka.

Naskah Yoga Prasetya, Malang, 13 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun