Bukan Ikatan Cinta Biasa
"Di tempat duduk siap! Sebelum memulai pelajaran, mari kita berdoa bersama-sama," ucap Nino, ketua kelas, memimpin doa awal pembelajaran hari ini. "Beri salam kepada pak guru!" imbuhnya.
"Selamat pagi Pak Yogs!" secara kompak semua anak mengucapkan salam.
"Siapa yang tidak hadir pada pembelajaran hari ini?" tanya sang guru.
"Elsa, pak," jawab Nino.
"Kenapa ndak masuk? Andin? Bukankah, kamu saudaranya?" Pak Yogs penasaran.
"Eh, iya pak. Nganu. Sa...saya tidak tahu," ucap Andin menunduk.
"Mereka lagi musuhan, pak," celetuk Aldebaran.
"Ha? Maksudnya gimana Aldebaran? Tolong jelaskan pada Pak Yogs!"
Guru muda ini berjalan mendekati tempat duduk Aldebaran yang berada di pojok belakang kanan kelas. Hari ini kelas 8L tampak kurang semangat belajar. Maklum, mereka baru saja mengikuti lomba olimpiade di Universitas Jember dan hasilnya kurang memuaskan.
"Tolong jelaskan secara lengkap, nak," ucap sang guru.
"Jadi, begini Pak. Andin dan Elsa sama-sama cinta pada Nino. Terus, Nino memilih Andin. Terus, Elsa marah sama Nino dan benci sama Andin. Terus..."
"Setop, Al. Terima kasih," potong Pak Yogs. "Anak-anakku, ayo kita kembali fokus belajar. Hari ini kita akan belajar materi terakhir teks persuasi tentang langkah-langkah menyusun teks persuasi. Silakan lihat power poinnya di layar tersebut," jelas sang guru.
Pembelajaran di kelas harus terus berlanjut, meski Andin dan Nino tampak kurang fokus. Sementara itu, Aldebaran beberapa kali mengajak ngobrol Reyna yang duduk di sebelahnya. Padahal, Pak Yogs sudah memberikan kode kepada mereka untuk mengikuti pelajaran dengan baik.
Ketika materi selesai diulas, anak-anak membentuk kelompok dengan anggota tiga orang. Supaya anggotanya tidak hanya itu-itu saja, sang guru menggunakan sistem acak dalam menentukan kelompok. Secara tidak sengaja Andin, Nino, dan Aldebaran berada kelompok yang sama.
"Pak, saya boleh pindah kelompok? Takut jadi nyamuk," ucap Aldebaran.
Seisi kelas tertawa mendengar ocehan Aldebaran.
"Anak-anakku, sebelum kalian merancang teks persuasi secara berkelompok, bapak ingin membacakan puisi yang berjudul ikatan cinta. Aldebaran, Andin, Nino, dan semuanya mohon perhatikan dengan saksama," instruksi guru bahasa Indonesia tersebut.
Ikatan Cinta
Karya Pak Yogs
Ini bukan tentang sinetron yang banyak dibicarakan ibu-ibu se-nusantara.
Ini bukan tentang kecantikan Amanda Manopo dan ketampanan Arya Saloka.
Ini bukan tentang perasaan cinta atau tangisan yang meruntuhkan hati.
Ini hanya tentang kita yang harus saling menjaga hati dan mulut.
Cinta itu suci dan harus dijaga dalam bingkai yang restui.
Jangan sampai cinta menjadi sekadar kata dan menyakiti hati manusia.
Anak-anakku,
Ikatan kalian adalah ikatan ilmu.
Cintai ilmu yang sedang kalian pelajari.
Kelak ilmu itu akan menuntun kita pada cinta yang sejati.
(Malang, 21-2-2021)
Suasana kelas menjadi hening. Aldebaran meminta maaf pada sang guru dan teman-temannya. Nino pun berjanji akan belajar lebih rajin. Sementara itu, Andin maju menuju Pak Yogs.
"Pak, saat pulang sekolah nanti, apakah bapak berkenan ikut saya menemui Elsa?"
Sang guru masih belum menjawab...
(Cerpen dan puisi karya Yoga Prasetya)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H