"Tolong jelaskan secara lengkap, nak," ucap sang guru.
"Jadi, begini Pak. Andin dan Elsa sama-sama cinta pada Nino. Terus, Nino memilih Andin. Terus, Elsa marah sama Nino dan benci sama Andin. Terus..."
"Setop, Al. Terima kasih," potong Pak Yogs. "Anak-anakku, ayo kita kembali fokus belajar. Hari ini kita akan belajar materi terakhir teks persuasi tentang langkah-langkah menyusun teks persuasi. Silakan lihat power poinnya di layar tersebut," jelas sang guru.
Pembelajaran di kelas harus terus berlanjut, meski Andin dan Nino tampak kurang fokus. Sementara itu, Aldebaran beberapa kali mengajak ngobrol Reyna yang duduk di sebelahnya. Padahal, Pak Yogs sudah memberikan kode kepada mereka untuk mengikuti pelajaran dengan baik.
Ketika materi selesai diulas, anak-anak membentuk kelompok dengan anggota tiga orang. Supaya anggotanya tidak hanya itu-itu saja, sang guru menggunakan sistem acak dalam menentukan kelompok. Secara tidak sengaja Andin, Nino, dan Aldebaran berada kelompok yang sama.
"Pak, saya boleh pindah kelompok? Takut jadi nyamuk," ucap Aldebaran.
Seisi kelas tertawa mendengar ocehan Aldebaran.
"Anak-anakku, sebelum kalian merancang teks persuasi secara berkelompok, bapak ingin membacakan puisi yang berjudul ikatan cinta. Aldebaran, Andin, Nino, dan semuanya mohon perhatikan dengan saksama," instruksi guru bahasa Indonesia tersebut.
Ikatan Cinta
Karya Pak Yogs
Ini bukan tentang sinetron yang banyak dibicarakan ibu-ibu se-nusantara.
Ini bukan tentang kecantikan Amanda Manopo dan ketampanan Arya Saloka.
Ini bukan tentang perasaan cinta atau tangisan yang meruntuhkan hati.