Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menyusun Teks Persuasi yang Sesuai Struktur dan Kaidah kebahasaan

18 Februari 2021   07:58 Diperbarui: 18 Februari 2021   08:09 6115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Canva/Yoga Prasetya

Menyusun Teks Persuasi yang Sesuai Struktur dan Kaidah kebahasaan

Beberapa siswa merasa kesulitan menemukan contoh teks persuasi yang sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan teks persuasi. Contoh teks persuasi yang berserakan di internet ternyata kurang sesuai dengan struktur dan kaidah yang berlaku. Oleh karena itu, melalui kompasiana, saya akan membuat contoh teks persuasi dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan, agar siswa mampu memahami Kompetensi dasar 3.14 dan 4.14 pelajaran bahasa Indonesia kelas 8.

Sebelum menulis teks persuasi, kita harus paham dengan struktur dan kaidah kebahasaan teks persuasi. Merujuk pada buku siswa terbitan Kemdikbud (2017), struktur teks persuasi terdiri atas empat bagian. Pertama, pengenalan isu. Kedua, rangkaian argumen. Ketiga, pernyataan ajakan. Keempat, penegasan kembali.

Pengenalan isu berisi pengantar atau penyampaian tentang masalah yang menjadi dasar tulisan. Rangkaian argumen berisi sejumlah pendapat dan fakta terkait isu yang dibahas. Pernyataan ajakan berisi dorongan kepada pembaca untuk melakukan sesuatu yang bisa disampaikan secara tersurat maupun tersirat. Penegasan kembali berisi rangkuman dari pernyataan sebelumnya.

Setelah memahami struktur teks, mari kita naikkan level untuk memahami kaidah kebahasaan teks persuasi. Dalam buku bahasa Indonesia kelas 8 terbitan PT Intan Pariwara (2019), kaidah kebahasaan teks persuasi dibagi menjadi tujuh, yaitu kalimat ajakan, pendapat, fakta, kata teknis, konjungsi kausalitas, kata kerja mental, dan kata perujukan.

Kalimat ajakan ditandai dengan penggunaan kata imperatif dan ajakan (misal: ayo, harus, mari, jangan, dan lain sebagainya). Pendapat dan fakta dapat diambil dari argumen para ahli untuk lebih meyakinkan pembaca. Kata teknis berkenaan dengan topik yang dibahas. (Misal topik politik Indonesia: demokrasi pancasila, UUD 1945 dan lain sebagainya). Kata perujukan ditandai dengan kata "berdasarkan data..." atau "merujuk pada pendapat..". Penggunaan kata kerja mental, seperti: diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, menyimpulkan, dan sebagainya.

Untuk konjungsi kausalitas, sudah saya kupas dengan panjang di artikel sebelumnya. Silakan dibaca ya.

Nah, kini saatnya, saya akan membuat teks persuasi yang sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan. Untuk struktur, akan saya tulis sebelum paragrafnya sedangkan kaidah kebahasaan akan saya tulis dalam keterangan setelah teks. Berikut contoh teks persuasi.

Judul: Ayo Membeli Buku
Penulis: Yoga Prasetya

Pengenalan isu:

Membeli buku dapat memberikan banyak manfaat bagi kita. Buku yang kita beli ternyata dapat menjadi investasi yang tidak ada ruginya. Bahkan, jika ada orang yang meminjam buku kita, pahalanya tetap akan kita dapatkan.

Rangkaian argumen:

Merujuk pada pendapat Anabila Fikriya (2020), ada enam manfaat ketika kita membeli buku. Pertama, buku memberikan materi yang bisa dikembangkan. Kedua, buku merupakan gudang ilmu. Ketiga, investasi masa depan. Keempat, buku melahirkan motivasi/dorongan. Kelima, buku dapat dijadikan sebagai warisan dalam bentuk ilmu. Keenam, buku bisa menambah atau mempererat pertemanan.

Membeli buku ternyata banyak memberikan manfaat untuk kehidupan sehari-hari kita. Berdasarkan data dari Diva Press, ada 8 manfaat yang didapatkan pembeli buku. Mulai dari sarana menghibur diri, investasi masa depan, menambah wawasan, membantu kebutuhan pekerjaan atau pembelajaran, menjadi kekinian, bikin kita tampak lebih pintar, punya kado terindah, hingga mendapatkan teman hidup.

Pernyataan ajakan:

Jika kita ingin hidup lebih baik, maka salah satu jalan yang harus ditempuh adalah dengan membeli buku. Mari kita biasakan membeli buku sejak dini. Jangan sampai ketika usia kita sudah senja, tidak ada satupun buku pernah kita beli.

Penegasan kembali:

Demikianlah manfaat yang kita dapatkan dari membeli buku. Dari beberapa argumen tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa buku bisa menjadi investasi masa depan kita. Oleh karena itu, hendaklah kita sisihkan uang untuk membeli buku.

Keterangan kaidah kebahasaan:

1. Kalimat ajakan: Mari... Jangan... Hendaklah...
2. Pendapat dan fakta: pendapat Anabila Fikriya dan data Diva Press.
3. Kata teknis: membeli buku, investasi masa depan, gudang ilmu.
4. Konjungsi kausalitas: jika, oleh karena itu.
5. Kata kerja mental: menyimpulkan.
6. Kata perujukan: merujuk pada... Berdasarkan data...

Referensi:
Kosasih, E. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs kelas VIII. Jakarta: Kemdikbud.

Setyaningsih dan Santhi. 2019. Bahasa Indonesia kelas VIII Semester 2. Yogyakarta: Intan Pariwara.

ceroboh.com

blogdivapress.com

Artikel ini ditulis oleh Yoga Prasetya, M.Pd (guru MTsN 1 Kota Malang)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun