Serangga Sanshi, Siluman Parasit di Kota Tokyo
Kemono Jihen, Kisah Siluman Jepang (bagian 2)
Halo kompasianer yang semoga selalu dalam keadaan sehat walafiat. Sebelumnya, aku ingin mengucapkan terima kasih kepada editor Kompasiana dan para pembaca yang sudah mengapresiasi bagian pertama kisah siluman Jepang. Sehingga, aku siap melanjutkan bagian kedua dari kisah tersebut.
Ada sebuah pertanyaan dari temanku tentang siluman. Apakah mereka akan mengganggu manusia? Menurut pengalaman yang aku ketahui, para siluman selalu bergerak menghindari manusia. Biasanya mereka tinggal di tengah hutan, puncak gunung, atau dalam samudera.
Namun, ada saja siluman yang tinggal di kota dan menjadi parasit bagi manusia. Entah itu hanya usil atau tidak sengaja ikut lantaran ulah manusia. Dalam anime "Kemono Jihen" episode 2, siluman tersebut direpresentasikan sebagai kawanan serangga Sanshi yang ada di Kota Tokyo. Berikut penjabarannya.
1. Serangga Sanshi, siluman parasit yang menggerogoti inangnya
Siluman tersebut mengambil kulit saat inangnya tidur. Meski tidak sampai membuat inangnya mati, mereka bisa menyelimuti seluruh tubuh manusia. Bahkan, serangga Sanshi punya jarum untuk menyedot darah para pengganggu.
Berdasarkan cerita "Kemono Jihen", siluman tersebut juga memakan benang milik Shiki. Shiki adalah karakter manusia hibrida, percampuran antara manusia dan siluman.Â
Mengapa Sanshi bisa memakan benang? Mungkin, karena benang memiliki unsur kehidupan. Kalau dilihat dari pengertian benang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, benang adalah tali halus yang dipintal dari kapas (sutra dan sebagainya) dipakai untuk menjahit atau menenun. Coba kalau benangnya dari besi. Pasti enggan dimakan Sashi.
2. Kelemahan serangga Sanshi adalah ghoul yang kuat
Ghoul atau siluman tidak punya darah layaknya manusia atau hewan. Kabane, di tulisan sebelumnya dijuluki Dorotabou, mampu mengendalikan serangga tersebut karena dia tidak memiliki keraguan. Keraguan merupakan sifat yang dimiliki oleh semua makhluk.