Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

WNI Dilarang Masuk ke Negara China?

21 Desember 2020   09:19 Diperbarui: 21 Desember 2020   09:39 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Muhammad Iqbal/ANTARA FOTO

WNI Dilarang Masuk ke Negara China?
Judul tersebut bukan "clikbait" atau cari sensasi. Namun, sebuah kebenaran yang saya temukan dari percakapan dengan seorang mahasiswa S3 Sun Yat-Sen University pada tanggal 20 Desember 2020. Namanya adalah Novi Basuki.

Izinkan saya bercerita sedikit tentang beliau sebelum fokus pada fakta larangan WNI masuk ke Negara China. Hal ini penting karena beliau adalah sumber utama dari tulisan ini. Kebetulan Novi Basuki adalah teman saya.

Jika harus menyebutkan satu nama teman SMA saya yang paling inspiratif, maka dengan cepat saya akan mengatakan Novi Basuki. Saat ini beliau tengah menyusun disertasi S3 tentang politik internasional. Di sela kesibukan itu, Novi masih meluangkan waktu untuk membalas pesan saya melalui aplikasi WhatsApp.

Flashback ke tahun 2007, Pesantren Nurul Jadid Probolinggo menjadi tempat pertemuan saya dan Novi. Kami berasal dari kabupaten yang sama, yaitu Situbondo. Tiga tahun mondok di Probolinggo dalam satu asrama, tepatnya Asrama Kelas Unggulan, membuat saya memahami betapa luar biasanya Novi.

Pelajaran berharga yang saya dapatkan dari beliau adalah tentang ketekunan belajar dan keberkahan suatu ilmu. Setiap pengajian bersama KH. Zuhri Zaini, beliau ada di garis terdepan. Sementara itu, saya berada di garis terbelakang sambil menahan kantuk.

Kini, kami sama-sama menjadi penulis tetapi berada di kasta yang berbeda. Bak langit dan bumi, tulisannya berseliweran di kanal kompas, tirto.id, historia, hingga mojok.co. Tulisan saya cukup di kompasiana dan portal resmi kemenag saja.

Sumber: detik.com
Sumber: detik.com
Suatu ketika, Novi menulis status di wa tentang kerinduan pada buku kesayangannya. Betapa kagetnya saya karena ternyata beliau masih di Indonesia. Padahal, saya pikir Novi sudah kembali ke China lantaran isu Covid19 tak lagi separah di bulan sebelumnya.

Berikut percakapan saya dengan beliau:

Yoga: "Loh belum boleh ke China, Nov? Katanya sudah ada vaksinnya ya?"

Novi: "WNI tidak diterima masuk, Yog. Ke Taiwan aja gak diterima. Kacau parah... Alasannya, tes Covid di Indonesia tidak akurat!"

Berdasarkan percakapan tersebut, saya langsung berinisiatif melakukan literasi berkaitan dengan kejadian ini. Merujuk laman lokadata.id, kondisi penyebaran Covid19 di Indonesia sekarang ini sedang disorot negatif oleh negara-negara lain. Beberapa negara secara halus menolak kedatangan WNI, seperti Hungaria dan Jepang.

Untuk kasus negara Australia, sepertinya  tidak hanya WNI yang dilarang masuk tetapi semua warga negara asing. Kemenlu Australia juga menyampaikan kondisi penanganan Covid19 di Indonesia. Beliau menyampaikan bahwa ketersediaan fasilitas pengujian dan pengendalian infeksi sangat terbatas (Leoni Alvionita, 2020).

Kemenlu Australia juga menilai keakuratan data transmisi virus di Indonesia tidak jelas. Nah, data tersebut ternyata nyambung dengan percakapan saya dan Novi Basuki. Artinya, negara kita belum dipercaya oleh negara lain dalam hal tes Covid19.

Hal ini menjadi tamparan bagi kita mengingat di masa ini topik pilihan yang diperbincangkan bukan lagi tentang tes Covid19 tetapi Ihwal vaksin gratis. Apakah setelah adanya vaksin tersebut WNI bisa masuk ke negara lain? Sampai kapan WNI khususnya pelajar boleh masuk ke Negara China?

Saya hanya bisa berdoa semoga warga negara Indonesia segera bisa masuk ke negara lain. Terutama dalam hal ini China. Kasihan teman saya yang bernama Novi Basuki. Sejak awal masa pandemi hingga sekarang ia belum bisa berkunjung ke kampusnya. Betapa merindunya ia dengan buku-bukunya yang tertinggal di negeri bambu.

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi

Penulis: Yoga Prasetya/bilik apresiasi
Sumber data pendukung: lokadata

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun