Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Tahun-Tahun yang Menyala (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dongeng Mahasiswa S3 di UK

7 Desember 2020   18:00 Diperbarui: 7 Desember 2020   18:06 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: shutterstock

Kelas malam pukul 18.00 WIB, seorang pemuda berusia 28 tahun membacakan karya puisi terbarunya tentang Cinta. Inilah puisi yang ia diciptakan ketika selesai beribadah kepada Tuhan.

"Perasaan yang mendalam, tidak ada lagi aku, kamu, hanya ada satu. Melayang menuju keajaiban batin, hanya datang sekali seumur hidup. Tenggelam bersama indahnya alam, melupakan luka yang diciptakan malam.

Mendengarkan musik-Nya, tak bisa diceritakan apa adanya karena penuh metafora. Melahirkan karya cipta kreasi bahagia hingga menemukan pengetahuan baru. Ternyata, begitu asyik belajar dari kosong menjadi penuh kembali kosong.

Muhasabah menguak rahasia, begitu nikmat merenungkan spiritualitas dan religiusitas. Jenuhnya materialis membuahkan tunduk menyerah secara emosi kognitif kepada Dia. Ketika berhasil menjadi sepenuhnya manusia, insan kamil di dunia."

***
Yopras, nama mahasiswa yang menulis puisi tersebut. Alumnus Universitas Negeri Malang dan Universitas Jember itu kini sedang menempuh S3 di UK. Sudah 119 hari ia duduk di bangku kuliah. Berkenalan dengan banyak orang.

Selama lima bulan belajar di UK, Yopras sudah menulis 119 artikel. Ia tak mau menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan Tuhan kepadanya. Makanya, menulis setiap hari seperti kewajiban baginya.

"Yo.... Kamu kenapa sih gak nulis politik? Apa gak bosan menulis sastra setiap hari?" tanya Narto, kakak kelasnya yang paling populer.

"Aku menulis apa yang kusuka," jawabnya singkat.

"Kalau patokannya hanya yang kamu suka, bagaimana bisa kamu jadi populer di UK? Harusnya minimal tulisanmu disukai para dosenlah, biar masuk AU," ucap Narto.

"Aku pasrah aja, To," lagi-lagi ia membalas ucapan seniornya dengan singkat.

Sebenarnya, tulisan Yopras sudah pernah tiga kali masuk AU. AU itu sejenis label dari dosen untuk artikel karya mahasiswa yang dinilai terbaik, terdalam, terinspirasi, dan ter lainnya. Namun, sudah sebulan lebih ia tak mendapatkan label itu lagi.

Bukan Yopras tidak berikhtiar atau menyerah begitu saja. Ia melakukan studi literasi dan inovasi tetapi sepertinya maqom atau kedudukannya bukan di situ. Kini, tulisannya dipilih dosen dan disukai rekan-rekannya saja sudah bersyukur.

"Yo, udahlah gak usah didengerin kata-kata dari Narto. Nulis aja tanpa peduli orang lain," kata Siska.

"Oke sip," Yopras setuju dengan Siska.

Dalam hidup ini, selalu ada hitam dan putih, merah dan hijau, atau abu-abu. Ketika kuliah S3 di UK, ia mendapat petuah yang berbeda-beda, semisal Narto dan Siska. Baginya, Narto dan Siska tidak salah. Hanya sudut pandang mereka sering berbenturan.

***
Bulan ini merupakan bulan spesial bagi UK. Semua mahasiswa ikut serta mengikuti kegiatan pihak kampus. Layaknya sebuah karnaval, selalu ada lomba dan juara.

Jangan tanya Yopras dapat apa dalam lomba itu. Ia hanya menjadi penonton setia. Biarlah kakak-kakak kelasnya yang beraksi. Terbukti Narto meraih juara 1 dan Siska juara 5.

Dalam pemberian hadiah yang disaksikan ribuan mahasiswa UK, Pak Rektor menyampaikan pidatonya yang berapi-api dengan slogan mulai dari kita. Yopras setuju dengan pak rektor. Kalau bukan mulai dari kita lantas dari siapa?

"Yo... Perjalananmu masih panjang. Mungkin tahun depan kamu bisa jadi yang terbaik," ucap Narto sembari memperlihatkan pialanya.

"Jadi yang terbaik atau tidak, yang penting kamu menulis terus Yo," balas Siska dengan senyuman manisnya.

"Hahaha, sudahlah. Mari kita merayakan status sebagai mahasiswa S3 di UK saja," tutup Yopras yang sebenarnya ingin seperti Narto. 

Bisakah tahun depan ia seperti Narto?

Allahua'lam bisshawab.

Keterangan:
Dongeng menurut KBBI berarti cerita yang tidak benar-benar terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun