Mohon tunggu...
Yoga Prasetya
Yoga Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Penjelajah

Menulis buku: Kepada Toean Dekker (2018), Antologi Kalimats Koma (2019), Retrospeksi Sumir (2020), Semesta Sang Guru (2021), Romansa Kusuma (2022), Astronomi Hati (2023), Kipas Angin (2024)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kencan Kuntilanak Merah

21 Oktober 2020   07:42 Diperbarui: 21 Oktober 2020   07:50 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen olah pribadi (ig mbak Kunti @kisahlasmi)

"Karena manusia sering lupa kepada Tuhan. Dan aku terlahir dari amarah yang tak bisa padam," Laras kini berdiri dan mencoba mendekati Pras. 

"Kalau kau mendekat selangkah lagi akan ku bakar dirimu!" Pras bertindak waspada kali ini. 

"Uh, tolong maafkan sifat alamiah ku ini." Laras mundur dan kembali duduk. 

"Sepertinya, Ayu akan segera menemukan kita." Sambungnya. 

"Baguslah kalau begitu, mari segera akhiri percakapan ini," balas Pras. 

"Kita bukan hanya bercakap tetapi kencan," tiba-tiba Laras tersipu malu. Ia mencoba menuangkan gelas berisi air dan menawarkan kue untuk mencairkan suasana.

Pras mencoba menerka apa yang baru saja diucapkan Laras. Suasana yang mencekam kini berubah menjadi merah muda penuh romansa. Laras terlihat cantik. Lebih cantik dari Ayu. 

"Kau benar-benar aneh, kadang kau menakutkan, cantik, amarah, jujur, dan sekarang menjadi begini," ucap Pras sambil menggaruk kepalanya. 

"Dalam tubuh yang berdarah-darah dan terlihat sakti, aku tetaplah makhluk lemah," ia mencoba curi pandang pada Pras. 

"Aku ingin mulai detik ini, kau tak lagi mengganggu manusia. Aku masih percaya bahwa ada secercah kebaikan di hatimu," kata Pras. 

Tanpa terasa Laras meneteskan air mata. Baru kali ini ada manusia yang ditemuinya memiliki hati seputih ini. Ia telah salah sangka mengira Pras akan segera menghancurkan dirinya atau membenci sosok jahatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun