Lomba tersebut adalah team debate, collaborative writing, scholars chalenge (tes 120 soal bahasa Inggris), dan scholars bowl (kuis bahasa Inggris). Dengan total 64 medali, mereka berhak mewakili Indonesia di tingkat Asia tepatnya di Manila, Filipina.
3. Ketatnya Kompetisi Tingkat Asia
Ini adalah kali pertama mereka ke Filipina dan merasakan atmosfer yang jauh berbeda dengan tingkat nasional.Â
Anak didik saya yang ikut kompetisi di Filipina adalah Tim 1 (Aline Anismara, Maftuhatussyifa, Nasya Nisrina Zahira), Tim 2 (Rayyani Yahya, Ahmad Naufal Maheswara Puspito, Abhista Dwi Putra Ramadany), Tim 3 (M. Rizky Damary, Achmad Rahiil Fauzi, Figo Ramadhan Firmansyah), Tim 4 (Ananda Amalya Hasya, Kayana Ayunda Diyanti, Azzahra Rahayu Eka Putri) dan Tim 5 (Nashwa Amilla Rahmadhany, Khalisa Aliya Ammara, dan Sevina Putri Salsabila).
Mereka akan bersaing dengan 1500 siswa dari 31 negara yang mengikuti kompetisi World Scholar's Cup (WSC) 2019 Global Round Asia.Â
Alhamdulillah, mereka membawa pulang 21 medali emas dan 41 medali perak. Namun, sedihnya tidak semuanya bisa melanjutkan ke babak final di Amerika karena poin yang belum terpenuhi.
Untuk bisa lolos ke Tournament of Champion di Amerika, sebuah tim harus memiliki nilai merata di bidang writing, debate, scholars chalenge, dan scholars bowl. Adapun poin minimal secara keseluruhan adalah 25.000.
4. Menuju Puncak dan Pengalaman tak Terlupakan
Lomba yang diikuti anak didik saya akhirnya sudah sampai pada puncaknya. World Scholars Cup: Tournament of Champion (ToC) ini ibarat Piala Dunia dalam sepak bola yang hanya diikuti oleh pemain dari negara terbaik di setiap benuanya.
Pada tahun 2019, kompetisi ToC berlangsung selama empat hari, 8-11 November 2019. Kegiatan tahunan di Yale University, New Heaven, Connecticut, USA ini diikuti 333 tim dengan 999 peserta dari lebih 60 negara.