Menurut saya wajar jika para tukang ojek konvensional yang tidak mau bergabung merasa resah, karena jika kita lihat di jalanan saat ini didominiasi oleh ojek-ojek online yang sedang mengantarkan pelanggannya dengan memakai atribut khas perusahaan ojek online. Biasanya tukang ojek konvensional yang enggan bergabung ini adalah tukang ojek yang tidak mau berurusan dengan teknologi. Mereka merasa “ribet” jika harus belajar menggunakan smartphone dalam mencari pelanggan. Padahal jika dipikir-pikir dengan teknologi tersebut waktu mereka untuk mangkal bisa digunakan untuk kegiatan lain semisal mengurus keluarga, karena mereka hanya berangkat mengantarkan pelanggan jika ada order.
Selain itu penghasilan mereka juga akan terbantu karena kabarnya penghasilan tukang ojek online ini cukup besar, bahkan ada beberapa pekerja kantoran atau mahasiswa yang rela menjadikan ojek online sebagai pekerjaan sampingan, yang lebih ekstrim lagi ada beberapa dari mereka yang memilih resign dari tempat kerja sebelumnya untuk beralih profesi menjadi tukang ojek online ini.
Sungguh menggiurkan bukan?. Beberapa hari lalu 2 perusahaan ojek online ini menggelar rekrutmen besar-besaran di 2 tempat terpisah dan bisa diperkirakan, antrian orang yang ingin mendaftar mencapai ribuan. Mungkin mereka yang rela mengantri itu dikarenakan biaya hidup yang semakin mahal di Ibu Kota ini. Menurut saya sah-sah saja orang bekerja untuk mencari penghidupan, asalkan pekerjaan itu halal dan yang penting mereka bekerja untuk mencari penghidupan yang layak dan bukan mengejar gaya hidup.
Untuk sementara ini ojek online mungkin sudah cukup untuk menjawab kebutuhan transportasi di Jakarta, akan tetapi dalam jangka panjang diharapkan proyek-proyek infrastruktur transportasi yang dibangun pemerintah dan regulasi terkait transportasi segera diperbaiki lagi sehingga dapat tersedia sarana transportasi yang lebih baik lagi dari sekarang yaitu sarana transportasi yang layak, aman, dan nyaman bagi masyarakat Ibu Kota yang dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan tentunya akan berimbas pada berkurangnya kemacetan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H