Mohon tunggu...
Yoenika Tiarani
Yoenika Tiarani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

my hobby is singing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Globalisasi dan Dampaknya terhadap Keberagaman Budaya Lokal

17 Desember 2024   22:25 Diperbarui: 17 Desember 2024   22:25 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

            Kebudayaan Indonesia mencakup seluruh kebudayaan lokal yang tersebar di berbagai daerah di seluruh nusantara. Kebudayaan Indonesia terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini dipengaruhi oleh keinginan masyarakat untuk berkembang, serta semakin cepatnya perubahan budaya akibat pengaruh globalisasi. Unsur-unsur globalisasi masuk tanpa kendali memengaruhi kebudayaan nasional, yang sebenarnya merupakan hasil dari penggabungan kebudayaan lokal yang tersebar dari Sabang hingga Merauke (Tobroni, 2012:123).

            Kebudayaan Indonesia mencakup seluruh kebudayaan lokal yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Menurut pandangan Ki Hajar Dewantara, kebudayaan nasional merupakan gabungan dari puncak-puncak kebudayaan daerah. Seiring waktu, kebudayaan Indonesia terus mengalami perubahan. Perubahan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk keinginan masyarakat untuk beradaptasi serta pengaruh globalisasi yang semakin cepat meresap ke dalam budaya Indonesia.

            Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat beragam. Keanekaragaman ini menjadi ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain. Oleh karena itu, muncul kesadaran untuk mempersatukan keanekaragaman tersebut dan membangun bangsa yang utuh dalam keberagaman. Kebudayaan masyarakat Indonesia terdiri dari kebudayaan nasional dan kebudayaan lokal. Kebudayaan nasional mengacu pada budaya Timur yang menekankan nilai-nilai seperti kerohanian, rasa, dan semangat saling membantu atau gotong royong (Mutakin, 1998). Semua bentuk hasil budaya tersebut dapat digolongkan sebagai kebudayaan nasional.

            Globalisasi merupakan suatu kondisi masyarakat yang bersifat mendunia tanpa mengenal batas wilayah. Secara hakikat, globalisasi merupakan proses pengembangan gagasan yang kemudian ditawarkan untuk diadopsi oleh bangsa lain hingga tercapai kesepakatan bersama diantara negara-negara di seluruh dunia (Amini dkk., 2020). Gaya hidup masyarakat masa kini itu berbeda dengan masa lalu, salah satunya karena disebabkan oleh pengaruh globalisasi, sehingga diperlukan penanganan yang baik. Selain itu, globalisasi juga membawa dampak lain, seperti kemajuan teknologi yang canggih dan sangat memudahkan kehidupan manusia.

            Globalisasi memiliki beragam interpretasi dari berbagai perspektif. Beberapa orang memandangnya sebagai proses yang membuat dunia terasa lebih kecil. Menyerupai sebuah perkampungan global. Sementara itu, ada juga yang mendefinisikan globalisasi sebagai usaha untuk menyatukan masyarakat dunia dalam hal gaya hidup, orientasi, dan budaya.

            Di era globalisasi, informasi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk pola pikir manusia. Budaya barat seringkali dikaitkan dengan modernitas, sedangkan budaya timur dianggap lebih tradisional atau konvensional. Masyarakat tidak hanya mengadopsi ilmu pengetahuan dan teknologi dari barat sebagai bagian dari kebudayaan, tetapi juga meniru gaya hidup orang barat. Bahkan, budaya barat yang dianggap kurang baik disana seringkali diterima tanpa dipertimbangkan di budaya timur.

            Indonesia lebih banyak menerima dampak negatif daripada positif dari globalisasi. Pengaruh negatif ini menjadi tantangan dan ancaman bagi identitas nasional bangsa. Saat ini, generasi muda terlihat semakin terpengaruh oleh budaya asing yang tidak sejalan dengan norma-norma luhur bangsa Indonesia. Gaya hidup ala Barat mulai ditiru, seperti dalam cara berpakaian, berbicara, beretika, hingga cara bergaul dan aspek lainnya.

            Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya di Jepang lalu kembali ke kampung halamannya yang ada di Indonesia. Ia akan merasa terkejut dengan perubahan drastis yang terjadi pada gaya hidup masyarakat Indonesia. Anak-anak yang ada di desanya mungkin sudah tidak lagi memainkan permainan tradisional seperti engklek, congklak, dan lain-lain. Tapi mereka lebih memilih memainkan game yang ada di ponselnya.

            Selain itu, ia juga akan melihat bahwa anak muda sekarang lebih memilih untuk makan makanan cepat saji seperti burger, pizza, spaghetti, daripada makan makanan tradisional seperti nasi uduk, nasi kuning, dan lain-lain. Kemungkinan besarnya juga, biasanya festival budaya lokal yang rutin diadakan tiap tahun, kini diadakan hanya sesekali saja dan juga jarang peminatnya. Dalam beberapa hari disana, ia bisa saja merasakan bahwa budaya asing telah menggantikan banyak tradisi lokal yang dulu sangat kental di masyarakat.

            Kemajuan teknologi yang semakin pesat akibat globalisasi membawa berbagai tantangan yang berpotensi mengubah nilai-nilai budaya. Beberapa masalah yang muncul meliputi hilangnya budaya asli suatu daerah, terkikisnya nilai-nilai budaya, melemahnya rasa nasionalisme dan patriotisme, berkurangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong, serta munculnya gaya hidup tidak sejalan dengan adat lokal (Adrian & Resmini, 2018).

            Kemajuan dari teknologi juga mempengaruhi karakter generasi muda sebagai penerus bangsa. Sebagai bagian dari globalisasi, teknologi memiliki dampak yang besar dalam membentuk karakter generasi muda yang pada akhirnya juga mempengaruhi identitas bangsa. Dampak dari kemajuan ini menyebabkan semakin memudarnya sikap yang mencerminkan jati diri bangsa. Generasi muda mulai terpengaruh oleh budaya asing, yang kemudian melahirkan sikap dan karakter baru.

            Keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia adalah kekayaan yang tak ternilai. Namun, di era globalisasi, berbagai tantangan dan ancaman muncul di berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang kebudayaan. Budaya asing dengan mudah masuk dan memengaruhi masyarakat Indonesia akibat lemahnya pengawasan pemerintah serta pesatnya perkembangan media komunikasi dan informasi, terutama internet. Kehadiran budaya asing seringkali membuat masyarakat menganggapnya lebih unggul dibanding budaya bangsa sendiri, hingga berpotensi mematikan karya seni dan budaya lokal.

            Kesadaran masyarakat dalam melestarikan budaya lokal saat ini masih tergolong rendah. Banyak orang cenderung memilih budaya asing yang dianggap lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Meskipun demikian, mengadopsi budaya asing bukanlah hal yang sepenuhnya dilarang, tetapi perlu diperhatikan agar budaya tersebut selaras dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal pun dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, asalkan tetap mempertahankan keunikan dan ciri khas aslinya.

            Era globalisasi dan modernisasi adalah sesuatu yang tak terelakkan bagi negara-negara di dunia dalam berbagai aspek kehidupan. Menolak atau menghindarinya sama saja dengan mengisolasi diri dari komunitas internasional, yang dapat menyulitkan suatu negara dalam menjalin hubungan dengan negara lain. Namun, arus informasi global juga memberikan manfaat, seperti meningkatkan akses terhadap berbagai budaya dan menumbuhkan kesadaran akan keberagaman budaya di dunia. Melalui kemajuan ini, individu dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang budaya, sejarah, dan tradisi dari berbagai negara, yang pada akhirnya dapat memperkaya pemahaman mereka terhadap identitas budaya lokal.

            Pemerintah perlu menerapkan kebijakan-kebijakan yang mendukung pelestarian kebudayaan nasional. Salah satu kebijakan yang layak didukung adalah menampilkan budaya daerah dalam acara-acara besar nasional, seperti tari-tarian, lagu daerah, dan pertunjukan sarung ikat, serta lainnya. Langkah ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya lokal kepada generasi muda, sekaligus menegaskan bahwa budaya tersebut merupakan warisan leluhur, bukan berasal dari negara lain. Upaya serupa juga dapat dilakukan melalui jalur pendidikan formal (Ranjabar, 2006: 34).

             Keanekaragaman budaya Indonesia adalah aset yang sangat berharga dan menjadi identitas bangsa. Namun di era globalisasi budaya lokal menghadapi tantangan besar akibat pengaruh budaya asing yang seringkali lebih diminati, terutama oleh generasi muda. Globalisasi dan kemajuan teknologi telah mempengaruhi gaya hidup, nilai-nilai budaya, serta karakter masyarakat Indonesia, sehingga beberapa tradisi lokal mulai terpinggirkan. Oleh karena itu, langkah-langkah seperti menampilkan budaya daerah dalam acara nasional dan mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal ke dalam pendidikan dapat menjadi solusi untuk menjaga identitas budaya Indonesia di tengah arus globalisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun