Kebudayaan Indonesia mencakup seluruh kebudayaan lokal yang tersebar di berbagai daerah di seluruh nusantara. Kebudayaan Indonesia terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan ini dipengaruhi oleh keinginan masyarakat untuk berkembang, serta semakin cepatnya perubahan budaya akibat pengaruh globalisasi. Unsur-unsur globalisasi masuk tanpa kendali memengaruhi kebudayaan nasional, yang sebenarnya merupakan hasil dari penggabungan kebudayaan lokal yang tersebar dari Sabang hingga Merauke (Tobroni, 2012:123).
      Kebudayaan Indonesia mencakup seluruh kebudayaan lokal yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Menurut pandangan Ki Hajar Dewantara, kebudayaan nasional merupakan gabungan dari puncak-puncak kebudayaan daerah. Seiring waktu, kebudayaan Indonesia terus mengalami perubahan. Perubahan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk keinginan masyarakat untuk beradaptasi serta pengaruh globalisasi yang semakin cepat meresap ke dalam budaya Indonesia.
      Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat beragam. Keanekaragaman ini menjadi ciri khas yang membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain. Oleh karena itu, muncul kesadaran untuk mempersatukan keanekaragaman tersebut dan membangun bangsa yang utuh dalam keberagaman. Kebudayaan masyarakat Indonesia terdiri dari kebudayaan nasional dan kebudayaan lokal. Kebudayaan nasional mengacu pada budaya Timur yang menekankan nilai-nilai seperti kerohanian, rasa, dan semangat saling membantu atau gotong royong (Mutakin, 1998). Semua bentuk hasil budaya tersebut dapat digolongkan sebagai kebudayaan nasional.
      Globalisasi merupakan suatu kondisi masyarakat yang bersifat mendunia tanpa mengenal batas wilayah. Secara hakikat, globalisasi merupakan proses pengembangan gagasan yang kemudian ditawarkan untuk diadopsi oleh bangsa lain hingga tercapai kesepakatan bersama diantara negara-negara di seluruh dunia (Amini dkk., 2020). Gaya hidup masyarakat masa kini itu berbeda dengan masa lalu, salah satunya karena disebabkan oleh pengaruh globalisasi, sehingga diperlukan penanganan yang baik. Selain itu, globalisasi juga membawa dampak lain, seperti kemajuan teknologi yang canggih dan sangat memudahkan kehidupan manusia.
      Globalisasi memiliki beragam interpretasi dari berbagai perspektif. Beberapa orang memandangnya sebagai proses yang membuat dunia terasa lebih kecil. Menyerupai sebuah perkampungan global. Sementara itu, ada juga yang mendefinisikan globalisasi sebagai usaha untuk menyatukan masyarakat dunia dalam hal gaya hidup, orientasi, dan budaya.
      Di era globalisasi, informasi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk pola pikir manusia. Budaya barat seringkali dikaitkan dengan modernitas, sedangkan budaya timur dianggap lebih tradisional atau konvensional. Masyarakat tidak hanya mengadopsi ilmu pengetahuan dan teknologi dari barat sebagai bagian dari kebudayaan, tetapi juga meniru gaya hidup orang barat. Bahkan, budaya barat yang dianggap kurang baik disana seringkali diterima tanpa dipertimbangkan di budaya timur.
      Indonesia lebih banyak menerima dampak negatif daripada positif dari globalisasi. Pengaruh negatif ini menjadi tantangan dan ancaman bagi identitas nasional bangsa. Saat ini, generasi muda terlihat semakin terpengaruh oleh budaya asing yang tidak sejalan dengan norma-norma luhur bangsa Indonesia. Gaya hidup ala Barat mulai ditiru, seperti dalam cara berpakaian, berbicara, beretika, hingga cara bergaul dan aspek lainnya.
      Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya di Jepang lalu kembali ke kampung halamannya yang ada di Indonesia. Ia akan merasa terkejut dengan perubahan drastis yang terjadi pada gaya hidup masyarakat Indonesia. Anak-anak yang ada di desanya mungkin sudah tidak lagi memainkan permainan tradisional seperti engklek, congklak, dan lain-lain. Tapi mereka lebih memilih memainkan game yang ada di ponselnya.
      Selain itu, ia juga akan melihat bahwa anak muda sekarang lebih memilih untuk makan makanan cepat saji seperti burger, pizza, spaghetti, daripada makan makanan tradisional seperti nasi uduk, nasi kuning, dan lain-lain. Kemungkinan besarnya juga, biasanya festival budaya lokal yang rutin diadakan tiap tahun, kini diadakan hanya sesekali saja dan juga jarang peminatnya. Dalam beberapa hari disana, ia bisa saja merasakan bahwa budaya asing telah menggantikan banyak tradisi lokal yang dulu sangat kental di masyarakat.
      Kemajuan teknologi yang semakin pesat akibat globalisasi membawa berbagai tantangan yang berpotensi mengubah nilai-nilai budaya. Beberapa masalah yang muncul meliputi hilangnya budaya asli suatu daerah, terkikisnya nilai-nilai budaya, melemahnya rasa nasionalisme dan patriotisme, berkurangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong, serta munculnya gaya hidup tidak sejalan dengan adat lokal (Adrian & Resmini, 2018).
      Kemajuan dari teknologi juga mempengaruhi karakter generasi muda sebagai penerus bangsa. Sebagai bagian dari globalisasi, teknologi memiliki dampak yang besar dalam membentuk karakter generasi muda yang pada akhirnya juga mempengaruhi identitas bangsa. Dampak dari kemajuan ini menyebabkan semakin memudarnya sikap yang mencerminkan jati diri bangsa. Generasi muda mulai terpengaruh oleh budaya asing, yang kemudian melahirkan sikap dan karakter baru.