Terus terang, kenyataan bahwa Retta terkena kanker ovarium itu sungguh sangat mengagetkan dan sama sekali nggak pernah terpikirkan baik olehku (pada awalnya), maupun oleh Retta. Apalagi oleh adik-adikku yang lain, yang awam.Â
Kecurigaanku akan keganasan mulai muncul ketika membaca hasil USG lalu dikaitkan dengan beberapa keluhan yang pernah dialami Retta.
Aku mulai membaca literatur tentang kanker ovarium dan mendapati beberapa gejala yang juga dialami Retta, oleh karena itu aku lantas membawanya berobat ke RS Dharmais.
Selama melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan diagnosis, kami mulai mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan, termasuk kemungkinan terberatnya kalau-kalau benjolan itu adalah kanker.
Ketika hasil pemeriksaannya persis seperti yang aku takutkan, kanker ovarium stadium 2, terbersit perasaan bersalah di hati, kenapa aku bisa "kecolongan"? kok nggak bisa tahu lebih awal.
Ternyata, kanker ovarium memang sulit ditemukan dalam keadaan dini. Hanya sekitar 20 persen kanker ovarium yang ditemukan pada stadium awal, lebih lagi kanker ovarium dini sering tidak menimbulkan gejala.
Beberapa tanda kanker ovarium seperti kembung, perasaan begah (seperti cepat kenyang), nyeri perut bagian bawah, dan buang air kecil lebih sering dapat juga disebabkan oleh penyakit-penyakit lain sehingga kadang tidak menjadi perhatian yang serius pada awalnya.
Ketika gejala-gejala tersebut ternyata disebabkan dan merupakan gejala kanker ovarium, maka biasanya stadiumnya sudah lebih tinggi dari stadium awal.
Oleh karena itu, Jika Anda mengalami keluhan-keluhan seperti di atas yang mirip dengan gejala kanker ovarium dan keluhan itu dirasakan hampir setiap hari selama lebih dari beberapa minggu, segeralah ke dokter dan lakukan pemeriksaan lebih serius Enggak ada salahnya Anda minta pemeriksaan USG
Jika anda sudah menikah bisa dilakukan pemeriksaan TVUS (Trans Vaginal Ultrasound), ini adalah salah satu screening yang dapat dilakukan. Setidaknya mendeteksi sejak dini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H