Dalam Roma 12:11 juga mengajak seluruh umat Katolik untuk memiliki semangat yang kuat dan tidak luntur dalam melayani Tuhan. Semangat rohani tersebut berhubungan dengan cinta dan kesetiaan kepada Tuhan yang tidak pernah padam, baik dalam keadaan suka maupun duka, juga mengharapkan agar pelayanan kepada Tuhan menjadi inti dari segala tindakan, bukan sekadar pelayanan di gereja, tetapi juga pelayanan dalam kehidupan sehari-hari, baik di rumah, tempat kerja, maupun masyarakat. Melalui setiap perbuatan, umat Katolik dipanggil untuk melayani Tuhan dengan hati yang tulus dan penuh semangat.
Secara keseluruhan, Roma 12:11 mengajak seluruh umat beriman untuk tetap bersemangat dan tekun dalam hidup iman dan pelayanan, tidak hanya melalui kata-kata, tetapi juga terlebih dinyatakan dengan tindakan nyata yang mencerminkan kasih kepada Tuhan dan sesama.
Seharusnya motivasi setiap pelayanan umat Katolik berasal dari ajaran Yesus Kristus yang menekankan kasih, kerendahan hati, dan pelayanan kepada sesama.
Beberapa prinsip yang mendasari motivasi pelayanan umat Katolik:
Teladan Yesus, Yesus datang ke dunia untuk melayani, bukan untuk dilayani. Seperti yang dikatakan-Nya saat malam perjamuan terakhir, "Aku datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani" (Markus 10:45). Umat Katolik dipanggil untuk mengikuti teladan-Nya, yaitu melayani sesama tanpa pamrih dan penuh kerendahan hati.
Mengasihi Tuhan dan Sesama: Seperti telah diketahui bersama bahwa ajaran utama iman Katolik adalah kasih. Yesus mengajarkan: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu", dan "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (Matius 22:37-39). Melayani sesama merupakan salah satu ungkapan kasih kepada Tuhan, dengan melayani sesama, kita menunjukkan perhatian dan kasih kita terhadap Tuhan dan sesama..
Sikap Rendah Hati: Sikap mau melayani mengandung pesan  kepada seluruh umat untuk mempunyai kerendahan hati dan ketulusan. Seperti halnyayang dilakukan Yesus pada malam perjamuan terakhir Yesus mencuci kaki para murid-Nya sebagai tanda kerendahan hati dan kesediaan untuk melayani (Yohanes 13:12-17). Saat itulah seluruh umat Katolik mendapatkan teladan untuk tidak merasa lebih tinggi daripada orang lain dan untuk selalu siap melayani dengan hati tulus dan rendah hati.
Misi dan Panggilan: Setiap umat Katolik dipanggil untuk menjadi saksi kasih Allah dalam hidupnya sehari-hari. Melayani merupakan  bagian misi Gereja untuk mewartakan Injil dan membawa damai serta pengharapan kepada semua orang. Pelayanan bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, baik pelayanan di bidang sosial, pendidikan, kesehatan, maupun pengembangan iman.
Menghidupi Sakramen: Umat Katolik diharapkan memahami bahwa pelayanan juga merupakan cara untuk menghidupi sakramen-sakramen yang telah diterima, seperti Sakramen Ekaristi. Sakramen Ekaristi merupakan salah bentuk pelayanan Tuhan kepada umat-Nya, dan umat Katolik dipanggil untuk terlibat di dalamnya dan meneruskan pelayanan itu dalam kehidupan sehari-hari.
Penyembuhan dan Penguatan: Melayani juga berarti menyembuhkan luka-luka batin dan memberi penguatan kepada mereka yang sedang menderita, baik secara fisik, emosional, maupun spiritual. Hal ini menjadi cara umat Katolik untuk membawa kasih Allah kepada sesama.
Kesaksian Hidup: Pelayanan merupakan cara umat Katolik memberikan kesaksian hidup dan imannya, yang menunjukkan bahwa iman  bukan hanya tentang kata-kata, tetapi juga terlebih perwujudan dalam tindakan nyata. Dengan melayani, umat Katolik mewujudkan iman mereka dalam tindakan yang membawa kebaikan dan kabar baik bagi sesama.