Mohon tunggu...
Yoanita Situmorang
Yoanita Situmorang Mohon Tunggu... Relawan - Mahasiswa

Anak ke 2 dari 3 bersaudara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tertipu

22 Februari 2023   17:26 Diperbarui: 22 Februari 2023   17:29 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gobloknya gue semakin meningkat ketika nomor itu kembali menelepon untuk yang kesekian kalinya, dia ngomong panjang lebar yang intinya gue disuruh ngisi pulsa. Karna omongan yang udah panjang kali lebar itu mungkin gue terhipnotis atau apa gue lari heboh-sehebohnya tanpa pikiran negatif sedikit pun dan disitu teman sekos gue juga ikutan.

Hah ngelawakkan, padahal konter pulsa lumayan jauh loh dan yang gue bingungkan kenapa saat teman cewek gue yang pertama kali nelpon gue gak gercep sementara yang karna udah banyak kali omongannya gue lari secepat kilat.

Ada 3 nomor yang disebutkan dan harus gue isi katanya kalo gak gue isi dia ditahan gak dikasih pulang sama satpam. Dengan alasan yang sama kan?

Lucu gak sih menurut kalian semisalnya teman gue ikut nipu?

Gak kebayang aja sih sampe serumit itu. Dengan bodohnya nomor demi nomor gue isi sampe uang yang harus gue bayar Rp350.000. Waktu itu sipenelepon nyuruh isi totalnya Rp 400.000 tapi waktu itu saldo konternya gak nyampe segitu. Masih bisa dibilang gue untung Rp.50.000 wkwkk sempat-sempatnya bilang untung.

Setelah gue isi semua gue udah bingung waduh gimana cara gue bayar semua. Gue percaya aja sipenelpon bakalan datang padahal hati gue udah bilang eh si abang kan lagi jauh disana eh gak munginlah udah disini secepat itu.

Gobloknya nya gue

Gue mulai stress nomor yang menghubungi itu udah ga bisa lagi ditelepon setelah semua terjadi.

Pengen nangis darah kalo bisa waktu itu, mikir aja sendiri dalam semenit darimana lo dapat uang sebanyak itu. Udah malu sama tukang ngisi pulsa, uang gak ada semua berkecambuk di kepala.

Dengan kaki yang bergetar lemas gue ambil kartu ATM ke kos dan mulai menelusuri BNI terdekat. Rasanya seolah dunia gue menghilang saat itu, pengen nangis terus teriak gue orang terbodoh sedunia tapi gak bisa.

Setelah gue kembali dari ATM uang gue masih aja gak mencukupi melunasi semuanya dan lagi-lagi gue masih bisa bilang untung karna gue masih punya teman sekos tadi, kalau gak ada bisa-bisa masuk penjara dong karna gak bisa bayar tapi sok ngisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun