Mohon tunggu...
Yoana Delvin Fidela Zagoto
Yoana Delvin Fidela Zagoto Mohon Tunggu... Mahasiswa - This is me Yoana, you can call me Yon

Berbagi pengetahuan tidak memberikan kerugian yang berarti:)

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pandemi COVID-19 Mengakibatkan Perubahan Perilaku Masyarakat, benarkah demikian?

18 Desember 2021   17:30 Diperbarui: 28 Desember 2021   10:54 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Ketidakpastian akan virus ini dan kecemasan mengenai takutnya akan kematian menyebabkan munculnya berbagai respon masyarakat berupa perilaku terhadap virus covid-19 ini. Kilas balik pada awal munculnya covid-19 dan tak tertutup kemungkinan saat ini, terdapat beberapa kejadian melalui pengamatan lapangan dan media online dibeberapa daerah di Indonesia yang menunjukkan perubahan perilaku ditengah masyarakat yang disebabkan oleh covid-19. Misalnya, masyarakat yang melakukan penimbunan masker serta hand gel yang merupakan hal yang terpenting dan harus ada dimasa pandemi covid-19 ini. 

Kemudian ada juga perilaku yang sangat memberikan dampak diskriminasi ditengah masyarakat. Misalnya masyarakat yang menolak jenazah pasien covid-19 dibeberapa daerah, seperti yang terjadi di Kabupaten Serdang begadai pada bulan Juli yang lalu. 

Selain itu ada perilaku lain yang muncul ditengah masyarakat yaitu sekelompok masyarakat yang tetap tidak menerima serta mengasingkan seseorang atau kelompok lainnya yang dulunya terpapar covid-19 akan tetapi dinyatakan sembuh. Seperti yang terjadi pada napi di Teluk Dalam, Nias Selatan.

Kenapa hal ini terjadi? Mari kita tinjau berdasarkan teori yang ada.

Memahami perubahan perilaku dari sudut pandang teori

Perilaku merupakan suatu kecenderungan seseorang yang menimbulkan melakukan sebuah tindakan terhadap peristiwa yang sedang dialami atau terjadi (Lestari, 2020). Cognitive-behavioral model of health anxiety menjelaskan perubahan perilaku dapat diakibatkan karena memiliki tingkat kecemasan yang rendah, sedang dan tinggi. Bersadarkan perilaku yang terjadi ditengah masyarakat terlihat bahwa perubahan perilaku tersebut diakibatkan karena adanya tingkat kecemasan yang tinggi.

Salah satu sudut pandang kepribadian yang meyakini bahwa menyalahkan adalah inti sebagian besar gangguan emosional (Albert Ellis dalam Corey, 1996: 322). Hal ini berkaitan dengan perilaku dari masyarakat yang cenderung menyalahkan orang yang telah terpapar covid-19 sehingga menimbulkan sikap diskriminasi terhadap pihak individu yang dimaksud. Ketidakstabilan emosi mampu memengaruhi perilaku dan inilah yang terjadi pada kasus atau fenomena yang muncul ditengah masyarakat seperti yang telah dijelaskan diatas.

Kita beranjak ke teori motivasi tepatnya pada teori hierarki salah satunya yaitu Safety needs (Maslow, 1943). Hal ini berkaitan dengan perilaku menimbun yang dilakukan oleh masyarakat. Masyarakat berusaha memenuhi kebutuhan akan rasa amannya melalui penimbunan masker ataupun hand gel. Walaupun kita mengetahui bahwa hal tersebut tidaklah dibenarkan karena dapat merugikan individu atau kelompok lainnya. Perilaku ini juga dapat disebut dengan panic buying, yaitu pembelian dengan jumlah besar yang disebabkan karena adanya keadaan panik dan ini bukan hanya terkait masker, hand gel atau perlengkapan medis lainnya. Namun, panik buying ini juga berlaku pada pembelian bahan makanan yang banyak dan sekaligus menimbun makanan tersebut untuk dikemudian hari.

Bagaimana cara mengatasi perubahan perilaku dimasa pandemi covid-19?

Untuk mengatasi ataupun mengontrol terjadinya perilaku-perilaku diatas, kita harus berusaha berpikir dengan rasional walaupun sulit dilakukan dikondisi saat ini. Dalam situasi yang penuh ketakutan, kekhawatiran, dan kecemasan ini, kita dapat menggunakan metode Cognitive Behavioral Therapy (Beck, 1964). CBT ini dilakukan untuk menghindari pengambilan keputusan yang disebabkan oleh emosi sesaat dan tindakan yang terburu-buru (Norberg & Rucker, 2020). Metode CBT ini juga mampu membantu kita dalam mengontrol emosi, menjauhkan kita dari pemikiran yang tergolong salah, dan tentunya sangat berguna dalam mengembangkan kemampuan kita untuk memecahkan suatu masalah (Beck, 2011 & Benjamin, dkk 2011).

Salah satu contohnya yaitu dalam mengatasi perilaku yang telah diuraikan diatas seperti panic buying. Tidak tertutup kemungkinan juga metode ini diterapkan sebagai cara untuk mengatasi perilaku menolak jenazah atau pasien covid-19 yang sudah dijelaskan diatas, karena perilaku yang ditimbulkan itu disebabkan adanya situasi atau lingkungan yang membuat seseorang atau individu merasakan cemas sehingga mampu melakukan perilaku menyimpang yang menyebabkan gejolak sosial ditengah masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun