Seringkali kita dihadapkan pada keadaan di mana kita sulit mengambil posisi dan keputusan. Namun, biar bagaimanapun kita tetap harus melakukannya. Lantas, kita akan bertanya-tanya: "apakah keputusan ini sudah benar?" Atau, "apakah ini memang yang terbaik?"
Tidak apa-apa, semua itu adalah hal yang wajar. Kita memiliki identitas pribadi kita sebagai seorang individu, sekaligus memiliki identitas kolektif di mana kita berperan sebagai bagian dari suatu kelompok atau masyarakat. Ketika kedua identitas itu "bertumbukan" maka kita akan merasakan posisi sulit untuk mengambil keputusan.
Nah, berikut adalah tips sederhana untuk berdamai dan nyaman dengan situasi-situasi tersebut.
1. Jadilah diri sendiri
Menjadi diri sendiri adalah cara dasar untuk membuat kita merasa nyaman. Namun bagaimana caranya agar kita bisa menjadi diri sendiri?
Pertama-tama, kita harus mengetahui siapa diri kita. Setelah itu mari kita lihat diri kita secara lebih positif. Untuk menjadi diri sendiri, percaya diri itu perlu. Tanamkan kepercayaan bahwa kita mampu, entah sesulit apa pun keadaannya. Apapun jalan yang kita ambil, orang yang akan menapaki jalan itu nanti adalah diri kita sendiri. Jadi, yakinlah bahwa kita tidak harus menjadi orang lain ketika kita sedang ragu.
2. Nikmati prosesmu
Kita akan menikmati apa yang kita lakukan ketika kita merasa nyaman dengan hal tersebut. Sebaliknya, kita cenderung tidak bisa menikmati sesuatu yang kita tidak nyaman dengannya. Termasuk sebuah proses.
Pada dasarnya, kita sedang melalui serangkaian proses. Posisi yang kita ambil, keputusan yang kita buat, peran yang kita lakukan, semua itu adalah bagian dari proses. Proses ini kadang terasa berat, tapi kita pasti bisa melalui setiap tahapannya seperti bagaimana kita berkembang dari anak-anak menjadi orang dewasa. Yang perlu kita lakukan adalah bertanggung jawab, bersungguh-sungguh dan menjalani proses itu dengan sepenuh hati.
3. Belajar berkata "tidak"
Ada kalanya kita mengesampingkan kepentingan kelompok demi perasaan pribadi. Atau sebaliknya, kadang kita mengesampingkan perasaan pribadi demi kepentingan kelompok.
Setiap orang punya perannya masing-masing. Kita tidak harus memaksakan diri dan mengorbankan perasaan, entah itu perasaan kita maupun perasaan orang lain. Selagi masih bisa dikomunikasikan dengan baik, cobalah untuk mengatakan "tidak" dan menolak sesuatu yang membuatmu tidak nyaman.
4. Kenali ciri toxic relationship dan belajar menghindarinya
Hubungan beracun dapat menimbulkan berbagai dampak negatif seperti masalah kesehatan, baik kesehatan fisik maupun kesehatan psikologis seperti kecemasan dan stress. Tentunya kita tidak ingin mengidentifikasi diri sebagai bagian dari sebuah toxic relationship. Jadi kita sebaiknya mengenali ciri pola hubungan ini dan mengintrospeksi diri agar kita tidak menjadi pelaku maupun korban dari hubungan beracun. Menjadi korban itu tidak menyenangkan, jadi kita jangan sampai menjadi pelaku, apalagi tanpa kita sadari.
5. Jalinlah ikatan yang positif
Daripada memiliki hubungan beracun, mari menjalin hubungan yang bersifat positif dengan banyak orang. Ikatan positif semacam ini akan menjadi support system yang bagus untuk  kita. Relasi yang baik membantu kita agar termotivasi untuk melompat lebih tinggi. Selain itu, lingkungan dan pertemanan yang baik akan membantu kita untuk bangkit jika kita sedang dalam keadaan sulit.
Ingat kawan, visi tanpa aksi tidak bisa menjadi solusi. Segera realisasikan tujuanmu, semakin cepat maka semakin baik. Semoga tips di atas membantu kita untuk lebih mengenal dan memperkuat konsep diri kita. Semangat berproses dan tetap semangat ya^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H