Esok harinya, Fajar berbicara dengan Rani. Ia dengan tegas, namun sopan, menjelaskan bahwa hubungannya dengan Laila adalah segalanya baginya, dan ia tidak ingin ada kesalahpahaman yang bisa merusaknya. Rani, meski awalnya terlihat kecewa, akhirnya mengerti dan mundur.
Ketegasan Fajar menguatkan kembali kepercayaan Laila. Namun, ia juga belajar bahwa hubungan mereka memerlukan komunikasi yang lebih terbuka. Cinta bukan hanya soal percaya, tapi juga tentang saling menjaga dan menghadapi tantangan bersama.
Ujian itu tidak membuat mereka lemah. Sebaliknya, itu memperkuat ikatan mereka. Laila kembali menyadari bahwa cinta sejati bukan tentang hidup tanpa konflik, melainkan tentang bagaimana dua hati menghadapi badai bersama tanpa kehilangan arah.
Dan di malam yang damai, ketika mereka duduk berdua di bawah rembulan, Fajar berbisik pada Laila, "Tidak peduli apa yang terjadi, kau selalu menjadi satu-satunya yang aku pilih, Laila. Karena mencintaimu adalah keputusan terbaik dalam hidupku."
Laila tersenyum, matanya berkaca-kaca. Ia tahu, cinta mereka telah melewati ujian yang berat, namun tetap utuh, bahkan lebih kuat dari sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H