Pada suatu hari yang entah cerah atau tidak saya lupa, di sebuah ruangan berpendingin ruangan nan sejuk, saya diwawancara dalam rangka suatu hal dalam sebuah tahapan pekerjaan.
"Apa yang pernah anda lakukan terkait toleransi?" begitu kurang lebih salah satu pertanyaan yang dilontarkan wanita pewawancara dihadapan saya waktu itu.
"Mmm toleransi ya bu.., begini bu.., saya itu sebenarnya gak suka ndangndut, tapi kalau ada acara di kampung pada nyanyi dan joget dangdut saya ikut..." begitu jawaban spontan saya kala itu.
Lha iya, tidak suka itu bukan lantas membenci kan ya? Beda genre, beda selera adalah fitrah dasar manusia.
Walau gak terlalu suka, tapi begitu banyak limpahan nada dan suara yang masuk ke telinga dan memori saya sehingga ada banyak lagu dangdut yang saya bisa mendendangkannya bahkan hafal satu lagu utuh.
Saya tahu dan bisa nyanyi banyak lagu dangdut tapi untuk secara khusus mendengarkannya dalam playlist lagu di gadget sepertiya tidak pernah.
Ya mungkin sesekali lihat di yutub atau instagram, terutama kalo yang nyanyi semlohai, eh...
Gak suka dangdut tapi nyanyi dangdut, lalu melebur dalam masyarakat yang "pokoke ndangndut" itu adalah toleransi, kalo menurut saya.
Lalu..,
Beberapa waktu lalu saya rasan-rasan ke teman-teman ndangndut tadi.
Saya bilang kalau istri saya pengen nonton Coldplay.
Eh lha kok langsung digas sama rekan-rekan tercintah itu.
Langsung terjadi brainstorming mendang- mending.
Duit sebelas juta mending dibuat beli vario seken lah, bisa buat foya-foya sampai dengkul lemes lah, bisa buat bikin ini dan itu lah, bla..bla..bla.., banyak lagi pokoknya.
Padahal saya gak bilang mau beli tiket yang seharga vario seken.
Jadilah saya bahan bulan-bulanan sekelompok mayoritas yang terkekeh-kekeh mengolok-olok harga tiket yang mahal dan menganggap orang-orang yang mau beli tiket seharga vario seken adalah kebodohan yang haqiqi.
Saya lalu tahu rasanya jadi minoritas itu memang gak enak kalo begini. Beda opini beda selera digas dan dibully berjamaah...
Ya meskipun tahu itu bercanda tapi kalau satu orang lawan satu batalyon jelas tidak imbang...
Hmm,
Lalu saya mikir, apa ya bener saya ikhlas njoget ndangdut karena toleransi, bukan karena takut digas mayoritas kek tadi?
Ya, kadang kita berpikir atau berbuat sesuatu itu kan hanya biar aman.
Lha entahlah...
Dan saya gak jadi beli tiket Coldplay, susah dapetnya dan sebenarnya juga mending buat beli apa gitu...
Weh...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H