Mohon tunggu...
heru suti
heru suti Mohon Tunggu... Administrasi - Merdeka

Menulis untuk menghasilkan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Diskualifikasi dan Berbagai Cara Menggemaskan untuk Menang

6 Juni 2023   05:32 Diperbarui: 6 Juni 2023   05:52 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan Aldila Sutjiadi/Miyu Kato (Foto: AP PHOTO/MARK J. TERRILL via kompas.id)

Dikutip dari kompas.id (5/6/2023), berdasar Buku Peraturan Grand Slam dari Federasi Tenis Internasional (ITF) pada Pasal III tentang pelanggaran saat bermain, dalam poin Q diatur tentang pelecehan fisik disebutkan, pemain tidak boleh melecehkan petugas, lawan, penonton, atau orang lain, di dalam area turnamen.

Mungkin Bouzkova/Sorribes menganggap tangisan dari si gadis kecil tadi adalah hasil konkrit dari tindak "pelecehan", meski tidak sengaja. Menangis adalah reaksi konkrit dari korban pelecehan, entah itu karena luka fisik maupun psikis.

Ya, Bouzkova/Sorribes tahu bahwa ada potensi aturan yang dilanggar oleh lawannya lalu menggunakan momen itu untuk "memperoleh keadilan" karena yang namanya peraturan tentu harus ditegakkan.

Jadinya, seperti memperoleh keuntungan dari sebuah kecelakaan lalu memberikan pressure agar lawan dapat hukuman.

Menggemaskan sekali, ini olah raga atau politik sebenarnya?

Tapi ya, di level profesional upaya mendapat keuntungan dari aturan sering dilakukan karena memang olah raga bukan sekedar sportivitas tapi juga prestise, uang besar dan kadang bahkan nasionalisme.

Marco Materazzi pada final Piala Dunia 2006 berhasil melakukan provokasi yang membuat Zinedine Zidane jadi melanggar aturan. Provokasi Materazzi sukses membuat Zidane sangat kesal sehingga menanduknya sampai terjatuh. Hal yang berakibat Zidane mendapat kartu merah.

Sebuah blunder besar karena kemudian Italia lah yang jadi juara dunia.

Floyd Mayweather Jr, sang petinju tak terkalahkan, pernah memukul KO Victor Ortiz dengan cara yang juga menggemaskan.

Saat itu terjadi benturan kepala, lalu wasit menghentikan pertandingan sesaat. Ortiz yang merasa bersalah mencoba meminta maaf dan berniat merangkul Mayweather. Tapi bukan balasan respek yang didapat Ortiz, tapi pukulan keras yang membuatnya KO.

Secara kasat mata apa yang dilakukan Mayweather jelas menyebalkan, tapi wasit menyatakan kemanangan KO itu sah karena tidak ada yang ia langgar. Mayweather tahu itu dan ia memanfaatkan momen dengan baik, walau kemudian banyak cemoohan yang ia terima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun