Dan kemudian di bulan Desember 2019, Zlatan Ibrahimovic yang kala itu usianya 38 tahun kembali ke Milan dengan kontrak setengah musim dengan opsi perpanjangan.
Kedatangan Ibra ternyata berdampak positif bagi Milan. Tidak hanya berkontribusi dengan skill dan golnya, Ibra juga menjadi motivator bagi anak-anak muda Milan yang miskin pengalaman.
Manajemen Milan memang sedang berupaya bangkit dengan berinvestasi membeli pemain-pemain muda mengisi skuad Rossonerri. Investasi masa depan sekaligus irit biaya transfer dan gaji karena urusan keuangan masih sulit.
Dan, kedatangan Ibrahimovic lalu menjadi angin segar bagi anak-anak muda Milan. Mentalitas juara dan kepercayaan diri Ibra lalu seperti menular ke pasukan muda Milan.
Hasilnya, dengan skuad yang tidak terlalu istimewa Milan berhasil menjadi runner up Liga Italia 2020/21 dan puncaknya di musim 2021/22 mereka menjadi juara.
Di dua musim gemilang itu, Ibra tidak selalu bermain karena tubuh tuanya sudah mulai rentan cedera. Namun keberadaannya tidak hanya diperlukan di lapangan. Keberadaannya dalam tim benar-benar mampu menjadi energi bagi anak-anak muda Milan untuk meraih kemenangan demi kemenangan yang berujung scudetto.
Musim ini, cedera Ibrahimovic semakin menjadi. Di Serie A 2022/23 ia hanya mampu bermain empat kali dengan mencetak satu gol.
Wajar kalau kemudian manajemen Milan memutuskan untuk tidak memperpanjang kontraknya. Dan dengan segala apa yang sudah ia lakukan, wajar juga kalau Milan memberikan penghormatan spesial kepadanya.
Grazie, terima kasih Om Ibra, Anda memang keren.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H