AC Milan sendiri melalui Rafael Leao beberapa kali mendapatkan momen serangan balik cepat. Satu diantatanya cukup mengancam gawang Juve namun eksekusi Leao masih belum mampu menghasilkan gol kedua.
Sampai kemudian Leao diganti oleh Fode Ballo Toure dan Milan makin nyaman memainkan skema bertahan dengan memasukkan juga Pierre Kalulu dan Tomasao Pobega menggantikan Calabria dan Brahim Diaz.
Juventus tetap tak mampu membuat gol penyeimbang sampai peluit akhir pertandingan dibunyikan.
AC Milan mengakhiri musim ini dengan raihan yang tidak terlalu buruk meski tanpa mmeperoleh  trofi. Mencapai semifinal Liga Champions dan meraih posisi empat besar di klasemen akhir Serie A sepertinya cukup untuk membuat pelatih Stefano Pioli bertahan.
Catatan yang harus digarisbawahi oleh manajemen Milan adalah, meski mencapai semifinal Liga Champions dan kembali lolos ke Liga Champions namun penampilan Milan selama semusim masih jauh dari AC Milan di era kejayaannya.
Pencapaian semifinal Champions dipengaruhi faktor lawan yang dihadapi. Di fase knockout Milan terhindar dari tim besar macam Real Madrid, PSG atau Manchester City. Sementara di Serie A, keberuntungan lebih nyata lagi karena Juventus dikurangi sepuluh poin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H