Tak lama kemudian, menit 60 Pratama Arhan melakukan pelanggaran kepada Nguyen Duc Phu. Pelanggaran cukup keras dan wasit langsung merogoh sakunya dan membuat saya menepok jidat karena sebelumnya Arhan sudah mendapat kartu kuning.
Dan benar saja, kartu kuning kedua buat Arhan yang berarti kartu merah alias Indonesia harus bermain sepuluh pemain dalam setengah jam kedepan.
Unggul satu gol tapi kalah jumlah pemain jelas bukan hal yang baik saat melawan Vietnam dalam laga hidup mati.
Dan benar saja, Vietnam benar-benar mendominasi sisa pertandingan dengan permainan taktisnya. Meski tidak secepat dan seganas saat dilatih Park Hang seo namun serangan Vietnam sangat terorganisisr dan seringkali membahayakan gawang Indonesia.
Dan hal yang ditakutkan akhirnya terjadilah. Bagas Kaffa yang mencoba menghalau umpan silang dari sisi kiri pertahanan Indonesia malah mengarahkan bola ke gawang Ernando Ari. Arah bola ke pojok gawang yang sulit dijangkau sang kiper.
Skor 2-2 dan waktu normal masih sekitar seperempat jam plus ada kemungkinan extra time kalau masih imbang. Peluang lolos sepertinya menipis. Saya misuh-misuh lagi...
Dan Vietnam terus menguasai pertandingan. Waktu tambahan delapan menit terasa begitu lama.
Namun, keberuntungan ternyata masih berpihak ke timnas Indonesia.
Saat Vietnam masih asyik menyerang, sebuah serangan balik di menit 90+5 membuat gelandang yang masuk di babak kedua, Muhammad Taufany Muslihudin memiliki ruang tembak di luar kotak penalti.
Tembakan mendatar akurat ke pojok gawang yang ternyata tak mampu ditahan oleh Quan Van Chuan. Kiper Vietnam ini sepertinya memang sedang mengalami hari yang kurang baik. Ya, ini kiper jarang mendapatkan ancaman tapi harus kebobolan tiga kali.
Skor akhir 3-2 dan timnas Indonesia memastikan diri lolos ke final SEA Games Kamboja 2023.