"Maksudnya banyak anak banyak rejeki itu, setiap anak punya rejekinya masing-masing.. Jadi, semakin banyak anak, ya rejeki orang tua makin banyak juga. Ini konteksnya mikro ekonomi bro, dalam keluarga saja, nek yang kamu bilang tadi kan makro.., Makro van Basten.." temen saya melanjutkan menjelaskan konsep konvensional tentang "banyak anak banyak rejeki", tak lupa diakhiri plesetan yang melibatkan nama striker legenda timnas Belanda.
"Lha kamu sudah pernah kuliah ekonomi brapa semester, sok-sokan ngomong mikro makro ekonomi.." saya tahu betul temen saya ini juga gak paham banyak tentang teori ekonomi, sama kek saya.
Karena sama-sama gak jago teori ekonomi kami memilih untuk lanjut ngobrolin Arsenal saja...
Temen saya lalu pulang dan saya masuk ke rumah, menemukan kembali balon kempes sisa lebaran.
Saya lalu teringat dengan artikel-artikel tentang penurunan populasi di negara-negara maju seperti Jepang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H