Mohon tunggu...
heru suti
heru suti Mohon Tunggu... Administrasi - Merdeka

Menulis untuk menghasilkan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Brasil dan Argentina, Sama Plot Beda Nasib

10 Desember 2022   09:33 Diperbarui: 10 Desember 2022   09:45 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suporter Argentina (Foto: AP Photo/ Jorge Saenz via bola.net)

Dua raksasa Amerika Latin, Brasil dan Argentina mengalami pertandingan perempat final dengan alur yang hampir mirip namun memiliki hasil akhir yang berbeda.

Perempat final Piala Dunia Qatar 2022, Argentina melawan Belanda sementara Brasil meladeni Kroasia. Seandainya keduanya sama-sama menang maka mereka akan bertemu di semifinal, mengulangi final Copa Amrerica tahun lalu.

Argentina maupun Brasil lebih banyak difavoritkan memenangi laga perempat final tersebut. Apalagi Brasil, dari sudut manapun mereka jauh lebih favorit dibanding Kroasia yang menjadi lawannya.

Argentina dan Brasil juga sama-sama menguasai jalannya pertandingan. Sama-sama memiliki lebih banyak peluang. Sama-sama unggul lebih dulu sebelum disamakan oleh lawan-lawan mereka.

Brasil unggul 1-0 di babak tambahan waktu saat Neymar mencetak gol canteek di menit 105 sebelum disamakan Kroasia menit 117 melalui Bruno Petkovic.

Sementara Argentina unggul 2-0 di waktu normal melalui gol Nahuel Molina pada menit 35 dan eksekusi penalti Lionel Messi pada menit 73. Seperti Kroasia, pasukan Belanda juga mampu mengejar ketertinggalan untuk bisa memaksakan perpanjangam waktu. Dua gol di akhir babak kedua dilesakkan oleh pemain pengganti Wout Weghorst pada menit 83 dan 90+11, benar-benar pada detik terakhir.

Brasil mencatatkan 21 tembakan dengan 11 diantaranya tepat sasaran, sementara Kroasia membuat 9 tembakan dan hanya satu diantaranya yang tepat sasaran. Dari satu-satunya shot on target tersebut akhirnya jadi gol.

Argentina vs Belanda juga tak jauh beda. Sepanjang laga Argentina tercatat membuat 14 kali tembakan dengan 5 diantaranya tepat sasaran. Sedangkan Belanda melakukan 6 kali shot dan dua diantaranya on target, yang keduanya lalu jadi gol.

Argetina dan Brasil sama-sama berhadapan dengan lawan yang memiliki efektivitas tinggi dalam memanfaatkan peluang, 100% tembakan on target menjadi gol. Mereka pun sama-sama dipaksa mengakhiri laga sampai babak adu penalti. Bedanya, Argentina menang dan Brasil kalah.

Drama dengan plot dan alur cerita yang mirip, tapi nasib akhir yang berbeda. Dan, hayalan perseteruan dua Amerika Latin yang bakal saling serang di partai semifinal yang digadang-gadang oleh banyak penggemar sepakbola pun akhirnya tak kesampaian. Argentina mampu melewati drama adu penalti dengan gagah sementara Brasil mengakhiri drama dengan menangis sedih.

Yang menjadi lawan Argentina, timnas Belanda memang langganan tersingkir via adu penalti. Sementara lawan Brasil, timnas Kroasia baru saja menang di 16 besar via adu penalti.

Malang bagi Brasil, Kroasia mampu mengulangi kehebatannya dalam hal adu penalti. Dan untung bagi Argentina, Belanda kembali konaisten zonk menjalani adu penalti.

Emiliano Martinez, kiper Argentina dan Dominik Livkovic kiper Kroasia tentu pantas menepuk dada atas kelolosan tim mereka ke semifinal.

Barisan pertahanan Argentina juga memiliki catatan tersendiri dalam partai perempat final lawan Belanda. Tertinggal di babak pertama, Belanda jadi lebih berinisiatif melakukan penyerangan sepanjang babak kedua.

Walaupun punya inisiatif namun sulit sekali pemain Belanda menciptakan peluang berbahaya. Selain karena variasi serangan Belanda yang memang tidak menunjukkan ketajaman, pertahanan Argentina juga sangat solid.

Scaloni memang sepertinya sudah mengantisipasi gaya bermain Belanda dengan memasang trio center back Nicolas Otamendi, Lisandro Martinez dan Cristian Romero yang membuat Memphis Depay maupun Cody Gakpo tidak mampu berbuat banyak.

Istimewanya, gok pertama Argentina dicetak oleh salah seorang bek lainnya, tepatnya oleh fullback kanan, Nahuel Molina. Gol kedua pun yang lahir dari penalti yang juga lumayan kontroversial. Pemain yang dianggap wasit dilanggar didalam kotak penalti dan mendapatkan penalti adalah  juga seorang fullback. Kali ini dari sisi kiri, Marcus Acuna.

Namun Van Gaal tak hilang akal. Pada menit-menit kritis ia merubah strategi penyerangan dengan memainkan dua striker dengan postur tinggi, Wout Weghorst dan Luuk de Jong. Umpan crossing lalu menjadi andalan Van Gaal mengejar ketertinggalan.

Dan dua gol Belanda pun akhirnya tercipta dari Wout Weghorst, satu dari sundulan memanfaatkan umpan crossing dan satu lagi dari bola mati, meneruskan tedangan bebas di depan kotak penalti Argentina.

Sementara,

Di pertandingan Kroasia vs Brasil. skema dan cara bermain Kroasia sukses meredam penyerang-penyerang Brasil. Di babak kedua bahkan Brasil sudah mengganti semua penyerangnya: Richarlison, Vinicius Jr dan Raphinha yang digantikan oleh Pedro, Rodrygo dan Antony.

Aksi-aksi Antony beberapa kali merepotkan pertahanan Kroasia sampai kemudian lahir gol cantik Neymar hasil kerjasama dan aksi individu yang berkelas. Neymar mendapat umpan dan meliuk-liuk di kotak penalti yang penuh dengan pemain bertahan Kroasia. Bagaikan motor sekuter matic membelah kemacetan di jalan raya, Neymar mengoyak pertahanan Kroasia. Sat set, was wes wus.., gol.

Namun kemudian kita semua tahu apa yang terjadi setelah itu, satu tembakan on target yang pertama kali dicatatkan Kroasia di pertandingan ini, yang terjadi di menit 117 merubah nasib Brasil.

Sekali lagi Brasil harus menangis, tersingkir di perempat final, sementara bagi Kroasia ini adalah capaian luar biasa. Back to back semifinal dan berkesempatan back to back final. Kejutan besar karena komposisi skuad Kroasia saat ini dianggap jauh menurun kualitasnya dibandingkan dengan skuad mereka empat tahun lalu.

Poros intinya masih sama, Luka Modric, Ivan Perisic, Matteo Kovacis, Marcelo Brozovic. Barisan pemain yang mulai menua dengan tambahan darah-darah muda yang belum terlalu terlihat moncer.

Fokus tinggi dalam pertandingan, ketenangan, kedisiplinan dan tentu saja semangat pantang menyerah menjadi alasan utama keberhasilan timnas Kroasia mengejutkan dunia.

Selanjutnya Argentina akan melawan Kroasia di partai semifinal. Jalannya pertandingan sepertinya sudah bisa ditebak, Argentina akan menyerang dan Kroasia akan berupaya meredam serangan sambil mencuri-curi kesempatan. Dan kalau terjadi adu penalti maka Emiliano Martinez dan Dominik Livakovic sepertinya juga sudah siap membuktikan siapa pawing penalty nomor satu di Piala Dunia Qatar 2022.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun