Uruguay sementara unggul 2-0 dan kalau hasil tetap seperti itu maka Korsel yang lolos. Namun bila Uruguay mampu menambah gol, Uruguay yang akan mendampingi Portugal ke fase selanjutnya.
Dan akhirnya, Uruguay tidak mampu menambah golnya, drama Korea pun berakhir dengan happy ending.
Klasemen akhir grup H Portugal masih tetap yang teratas dan menjadi juara grup. Peringkat kedua Korea Selatan yang memiliki nilai sama dengan Uruguay di peringkat ketiga.
Nilai Korsel dan Uruguay memang sama, yaitu empat. Pun juga selisih gol, sama-sama nol. Namun Korsel lebih banyak jumlah gol yang dicetak. Korsel memasukkan empat gol (dan kebobolan empat gol), sementar Uruguay hanya mampu mencetak dua gol (dan kebobolan dua gol).
Tentu saja, empat gol lebih banyak dibanding dua gol. Korsel unggul agresivitas gol dan dinyatakan lolos ke 16 besar dan menjadi wakil Asia ketiga menyusul Jepang dan Australia.
Di grup G. Drama kalahnya tim elit yang turun dengan pemain lapis kedua terulang lagi. Setelah Perancis dan Portugal sekarang giliran Brasil diklahkan Kamerun dengan skor 0-1.
Sebelas pemain yang diturunkan Brasil, semuanya adalah pemain cadangan. Meski cadangan tapi lihatlah formasi lini depan mereka, ada Gabriel Martinelli, Rodrygo, Antony juga Gabriel Jesus. Tetap sangar adanya.
Dan Brasil memang mendominasi pertandingan dengan catatan 21 tembakan, 7 diantaranya tepat sasaran dan penguasaan bola 65%. Namun apalah arti statistik jika tidak bisa bikin gol.
Dan sebuah umpan silang dari sisi kiri pertahanan Brasil berhasil ditanduk dengan sempurna oleh Vincent Aboubakar membobol gawang Ederson. Sama seperti gol Korea, gol Kamerun juga terjadi di masa waktu tambahan, menit 90+2.
Aboubakar bahkan harus rela mendapat kartu kuning kedua yang berarti kartu merah untuk selebrasinya membuka jersey. Dapat dipahami, membuat gol kemenangan yang mengalahkan Brasil di Piala Dunia adalah momen penting buat striker Kamerun.