Secara keseluruhan, penampilan Bellingham cukup oke dan cukup menjanjikan harapan buat masa depan tim nasional Inggris.
Selanjutnya kita ke Harry Maguire,
Sekali lagi, Southgate memang suka bekerja sama dengan orang-orang lama. Salah satunya adalah dengan Maguire yang masih ia percaya untuk menjadi starter. Pidihil, kita semua tahu belaka bahwa setelah Euro 2020 si bapak Harry Maguire ini kebanyakan under perform dan sering jadi bahan olok-olok netijen akibat rajinnya melakukan blunder saat membela klubnya Manchester United. Di klub pun ia mulai rutin kehilangan posisi sebagai starter.
Meski demikian, Southgate tetap percaya pada Maguire. Babak pertama kontribusi Maguire juga cukup dahsyat melalui dua sundulan kepala saat menyerang.
Sundulan pertamanya membentur tiang gawang dan sundulan kedua jadi assist untuk gol kedua Inggris yang dicetak oleh Bukayo Saka.
Secara keseluruhan Maguire belum benar-benar teruji di belakang karena Iran juga tidak terlalu sering memberi ancaman berarti buat pertahanan Inggris. Sekalinya ancaman datang jadi gol.
Maguire sendiri akhirnya tak mampu menyelesaikan pertandingan karena faktor kebugaran. Ia ditarik sesaat selelah gol Iran di menit 65 dan digantikan oleh bek Spurs, Eric Dier.
Maguire tampak mengalami masalah dengan pandangan matanya dan perlu mendapatkan pemeriksaan ataupun perawatan lebih lanjut. Belakangan Southgate menyatakan tidak melihat hal parah yang dialami oleh Maguire.
Pertandingan lawan Iran juga menjadi pertunjukan kemewahan stok barisan depan Inggris.
Dengan pola 4-2-3-1, Harry Kane diplot jadi striker tunggal dengan ditopang Raheem Sterling di sisi kiri, Mason Mount di tengah dan Bukayo Saka di sayap kanan.
Sterling mencetak satu gol dan Saka memborong dua gol.