Di posisi penjaga gawang, ada dua kiper utama tim penguasa Premier League dan kompetisi Eropa. Alisson Becker dari Liverpool dan Ederson Moraes dari Manchester City.
Di belakang, bek tengah ada Thiago Silva yang walaupun sudah berumur tapi perfomanya masih yahud dan selalu dipercaya sebagai starter di Chelsea. Mendampinginya ada bek tengah PSG, Marquinhos. Pelapisnya pun cukup mewah, Eder Militao dari Real Madrid dan Gleison Bremer dari Juventus.
Di posisi full back diisi oleh Danilo, Alex Telles dan Alex Sandro, nama-nama familiar tapi tidak terlalu mentereng. Nama yang paling mentereng di fullback mungkin Dani Alves, tapi ya sudah terlalu tua.
Di tengah yang kurang adalah pendamping yang sepadan untuk Casemiro. Pilihannya adalah Fred, Fabinho dan Bruno Guimares yang merupakan tiga pemain Premier League yang levelnya biasa. Gelandang bertahan MU, Fred bahkan selalu jadi sasaran rutin bully-an netizen karena sering melakukan blunder ajaib.
Di posisi penyerang tak perlu diragukan lagi, mulai dari Neymar, Vinicius, Antony, Richarlison, Gabriel Martinelli. Bahkan seorang Roberto Firmino pun tidak mendapatkan tempat.
Secara individu tak ada persoalan. Tapi sepakbola adalah permainan kolektif sebeals pemain di lapangan. Berjayanya tim-tim Eropa di dua dekade terakhir menjadi bukti sistem bermain lebih diperlukan dari sekedar skill.
Selanjutnya, bukan hanya skill dan sistem, perlu juga fisik prima dan mental yang memadai.
Kendala lain bagi tim Brasil adalah hampir semua pemainnya bermain di liga top Eropa, yang kompetisinya sedang panas-panasnya dan baru dihentikan untuk jeda seminggu sebelum kick off Piala Dunia. Dan mereka bermain tidak hanya di liga lokal tapi juga kompetisi Eropa dengan tensi yang sangat tinggi.
Piala Dunia yang sudah-sudah biasanya dimulai beberapa minggu setelah liga selesai. Secara psikologis satu tugas selesai (kompetisi klub) lalu mempersiapkan ke tugas selanjutnya (tugas negara di Piala Dunia).
Lha ini, kompetisi masin panas-panasnya, masih belum selesai ditinggal dulu untuk membela negara, waktunya seminggu pula. Kondisi yang kurang maksimal bagi tim ataupun pemain.
Dari sisi tim: belum maksimal ngumpul bersama. Di klub mereka masing-masing berlatih dengan tim yg berbeda, cara yang berbeda dan sistem yang berbeda pula.