Â
Peluang Bali United untuk lolos ke semifinal zona ASEAN AFC Cup menjadi sulit. Menjadi juara grup sepertinya sudah hampir tidak mungkin. Jadi satu runner up terbaik pun juga tidak mudah.
Tidak hanya kalah, Bali United luluh lantah dan kalah telak 2-5. Kalah dengan selisih tiga gol. Dan lawannya, bukan tim dari Asia Timur bukan pula dari Timur Tengah tapi dari tim ASEAN. Bukan Vietnam, Thailand atau Malaysia. Ya, Bali United dihajar dengan selisih tiga gol oleh sebuah tim dari Kamboja, Visakha FC namanya.
Entahlah, tapi saya pikir wajar kalau saya merasa jengkel. Wajar juga kalau saya lalu misuh-misuh di sini. Kalah 2-5 coy, dari tim Kamboja. Dengan segala hormat dan salut pada Kamboja, setahu saya selama ini kekuatan kita selalu di atas Kamboja.
Ya, mungkin ini memang bukan harinya Bali United. Mungkin mereka terkejut tertinggal 1-2 di babak pertama lalu fokus menyerang di babak kedua sehingga pertahanan jadi tampak rapuh. Nadeo yang beberapa kali melakukan penyelamatan itu pun harus memungut bola lima kali dari gawangnya.
Mungkin juga Bali United sedang tidak dalam fisik dan fokus terbaiknya karena barusan kemarin fokus mereka terbagi ke Piala Presiden yang lumayan hingar bingar itu. Salah siapa kalau begitu?
Ya tapi memang,
Visakha FC memang bermain jauh lebih baik. Lebih tenang, lebih terorganisir dan lebih bisa memanfaatkan peluang tentu saja. Lebih solid dalam bertahan, lebih ini dan juga lebih itu.
Di babak kedua sulit sekali Bali memasuki pertahanan Visakha. Peluang yang mereka dapatkan adalah dari serangan monoton dengan crossing tidak efektif ataupun tusukan individual yang mudah dibaca.
Kemarin saya sempat bingung dengan tidak adanya jatah Liga Champions untuk klub dari Indonesia. Bingung karena Thailand saja dua klubnya langsung lolos fase grup Liga Champions, dua lagi harus melalui fase kualifikasi.
Tapi setelah menonton pertandingan juara Liga Indonesia lawan klub Kamboja dan terbaantai 2-5 dengan permainan yang terlihat wajar kalah 2-5, ya saya jadi tahu diri, memang untuk Liga Champions Asia kita sepertinya harus bisa menerima kalau tidak diajak ikut di sana.
Sebenarnya Bali United lebih dulu unggul berkat blunder barisan pertahanan Visakha di awal babak pertama. Namun setelah itu, Visakha dengan penuh percaya diri bermain dengan organisasi yang sangat baik dan seolah-olah Bali United bermain dengan tim dari sebuah negara yang lebih maju sepakbolanya.
Visakha yang bermain sangat baik atau Bali United yang sedang dalam performa buruk? Ya, mungkin keduanya...
Babak kedua, Visakha masih terorganisir dengan baik dan Bali United makin berantakan. Privat Mbarga sempat memperkecil skor jadi 2-4 di menit 84 dan dalam hati saya berharap akan terjadi epic comeback dengan semangat membara yang akan dipertunjukkan anak-anak asuhan Teco Cugurra di sepuluh menit terakhir.
Nyatanya, beberapa menit kemudian sebuah serangan cepat diselesaikan dengan baik oleh pemain lokal Kamboja, Ouk Sovann seorang fullback kanan.Skor2-5 dan ya sudahlah...
Di Manahan Solo hingar bingar Piala Presiden yang juga disiarkan langsung di TV jadi terasa hambar. Ya, tim juara Liga 1 dua kali berturut-turut, kalah telak di kandang oleh tim yang harus memulai dari playoff AFC Cup.
Untungnya..,
Di pertandingan grup H yang berlangsung di Kuala Lumpur, PSM Makassar tampil baik untuk memenangkan pertandingan 3-1 melawan wakil dari Singapura, Tampines Rovers.
PSM Makassar tampil dengan dua striker 19 tahun, Ramadhan Sananta dan Ricky Pratama sebagai starter. Awal babak pertama PSM lebih agresif dalam penyerangan namun belum bisa memberi ancaman serius pada Tampines Rovers.
Agresif menyerang namun PSM malah harus tertinggal lebih dulu lewat sepakan terukur dari luar kotak penalti dari gelandang serang Tampines, Zehrudin Mehmedovic pada menit ke-29. PSM tertinggal 0-1.
Beruntung bagi PSM, semenit setelah mencetak gol Tampines Rovers harus bermain dengan sepuluh pemain. Christopher van Huizen diganjar kartu kuning kedua yang berarti kartu merah dan dipersilahkan keluar dari lapangan. Jelas kesempatan bagi PSM untuk mengejar gol.
Pelatih PSM Bernardo Tavares langsung merespons kesempatan tersebut dengan memasukkan penyerang asing baru mereka asal Brasil, Everton. Yakob Sayuri juga dimasukkan untuk menambah daya gedor. Babak pertama berakhir dengan PSM masih tertinggal 0-1.
Babak kedua PSM benar-benar leluasa menguasai pertandingan. Pemain senior lain di sektor gelandang, Rasyid Bakri dimasukkan oleh Tavares.
Baru tiga menit babak kedua berjalan, Rizky Eka Pratama sukses membobol gawang Tampines, 1-1 game on!
Selanjutnya pertandingan berjalan satu arah, PSM terus menggempur pertahanan Tampines dan Tampines yang kalah jumlah pemain memang seperti mengincar hasil draw. Cukup realistis karena apabila berhasil menahan PSM dan menang di pertandingan berikut maka merteka akan keluar sebagai juara grup.
Gempuran PSM akhirnya menemukan hasil di menit 79 melalui Everton. Striker asal Brasil itu berhasil mencetak gol pertamanya buat PSM melalui sebuah tendangan terukur dari dalam kotak penalti. 2-1 PSM di atas angin.
Selanjutnya, dua kali Wildjan Pluim hampir bisa menggandakan keunggulan buat PSM, sayang eksekusinya masih tidak tepat sasaran. Menit 90+4 Everton dilanggar di kotak penalti oleh kiper Tampines saat ia hampir berhasil melewati sang kiper.
Penalti lalu diambil sendiri oleh Everton. Gol kedua pun dicetak striker bernomor punggung sepuluh itu, PSM menang 3-1 sekaligus membuka peluang untuk lolos ke semifinal.
Apabila Kuala Lumpur FC gagal menang lawan Tampines atau menang dengan selisih kurang dari dua gol maka otonatis PSM akan keluar sebagai juara grup. Dengan satu kali menang dan satu kali seri tanpa kalah, peluang PSM untuk jadi runner up terbaik juga masih terbuka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H