Semalam, di awal laga, Stefano Lilipaly mengisi starting line up untuk posisi penyerang tengah, tepatnya sebagai false nine karena Fano memang bukan penyerang murni.
Di babak kedua masuk Muhammad Rafli menggantikan Fano mengisi posisi striker, di saat bersamaan Witan menggantikan Irfan Jaya di penyerang sayap kiri. Pergantian yang berhasil karena kerja sama mereka langsung melahirkan gol Rahmat Irianto di awal babak kedua.
Dan Rafli pun kemudian digantikan lagi oleh Dimas Drajad. Bukan kali ini saja Shin Tae yong mengganti dan mengganti lagi striker dalam satu babak, bukti kalau blio ini juga masih galau dalam hal pemilihan striker.
Salah satu faktor pembeda di lini tengah adalah adanya Marc Klok. Malam tadi Klok sepertinya sudah merasa lebih nyaman dibanding saat SEA Games kemarin. Dan jujur, satu-satunya pemain yang ketika megang bola saya bisa merasa agak tenang karena sulit direbut pemain Kuwait ya Marc Klok ini.
Saddil Ramdani dapat kesempatan main full. Peranannya malam tadi memang jauh lebih kelihatan dibanding saat SEA Games. Dribblingnya beberapa kali merepotkan pertahanan Kuwait walau kadang produk akhirnya berupa umpan maupun shooting yang masih megecewakan, tapi ada progress lah untuk Saddil ini.Â
Catatan lagi kalau buat Sadil adalah kartu kuning, ini yang bikin deg-degan. Kita tentu ingat dengan bagaiman emosionalnya Saddil ini, kalau dia masih kurang bisa mengontrol emosi jelas akan membawa kerugian besar buat tim.
Untuk posisi penyerangan saya kok lebih suka, Witan dan Saddil di penyerang sayap dan Fano di false nine. Semalam Fano memang tidak terlalu bisa berbuat banyak, tapi seiring waktu mungkin dia lebih bisa menyesuaikan diri dengan taktik Shin Tae yong, atau sebaliknya Shin yang bisa lebih paham Fano dan mampu membuatnya menemukan performa terbaik.
Satu lagi yang beda dari SEA Games adalah Elkan Baggott. Bermain dengan forasi tiga bek, semalam Elkan bermain cukup baik. Hal tersebut didukung dengan kecepatan pemain Kuwait yang tidak secepat pemain-pemain Vietnam ataupun Thailand.Â
Dengan demikian kelemahan Baggott terkait kecepatan tidak terlalu tereksploitasi. Duel dengan pemain-pemain Arab yang tinggi memang Elkan secara taktik cocok juga. Dan tentu, dia masih 19 tahun masih perlu mengasah konsistensi dan masih bisa meningkatkan skill tentunya...
Melawan Yordania, sepertinya Shin akan memainkan skema yang tak jauh berbeda dengan taktiknya lawan Kuwait. Apabila ini dilakukan, hal utama yang harus dilakukan ya tentu meminimalisir kesalahan-kesalahan yang tidak perlu, menjaga fokus lebih baik dan lebih sabar dalam memainkan bola.Â
Semalam itu, terutama setelah unggul 2-1 setiap timnas pegang bola sepertinya kok sulit keluar dari pressure tim Kuwait dan gampang kerebut bolanya. Dan tentunya, finishing saat penyerangan harus lebih baik lagi.