Tidak seperti Medvedev yang hanya kehilangan satu set, Djokovic justeru hanya sekali menang dengan straight set yakni di babak kedua saat ia menang tiga set langsung lawan Tailon Griekspoor. Pertandingan lainnya, Djokovic harus menyelesaikannya dalam empat atau lima set.
Djokovic vs Medvedev adalah pertandingan dua orang yang sedang mengejar impian: Grand Slam pertama buat Medvedev dan Grand Slam terbanyak buat Djokovic.
Partai ini sekaligus ulangan final Grand Slam pembuka di awal tahun.
Sebelumnya, Djokovic dan Medvedev bertemu di final Grand Slam Australia Open awal tahun ini. Kala itu Djokovic unggul tiga set langsung 7-5 6-2 6-2. Sebuah kemenangan yang mantap bagi Djokovic dan sebuah pembelajaran yang baik buat Medvedev kala itu.
Tampilnya Medvedev dan Zverev di semifinal sendiri menunjukkan peta kekuatan tenis tunggal putera sudah mulai terbentuk. Ya, era big three, Federer-Nadal-Djokovic tampaknya sedang memasuki akhir episode seiring dengan usia ketiganya yang makin bertambah. Regenerasi kekuatan tenis dunia di sektor tunggal putera mungkin akan segera terjadi.
Namun begitu, meski sudah berusia 34 tahun, Djokovic sendiri masih ada dalam performa yang oke. Selama ia masih bisa bermain optimal tentu tak akan begitu saja ia membiarkan proses regenerasi itu berjalan terlalu cepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H