Novak Djokovic sukses melangkah ke final AS Terbuka 2021 yang membuatnya akan tampil di semua final empat seri Grand Slam di tahun 2021. Djokovic juga berpeluang menyapu bersih gelar Grand Slam tahun ini karena tiga seri Grand Slam terdahulu sudah sukses ia kantongi: Australia Terbuka, Perancis Terbuka dan Wimbledon.
Dokovic sukses menyingkirkan peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, orang yang sama yang menyingkirkannya di semifinal Olimpiade, Alexander Zverev.
Di Olimpiade kemarin, Zverev bangkit dari ketertinggalan 1-6 di set pertama dan mengejutkan Djokovic dan semua orang di dunia dengan memenangi dua set berikutnya dengan 6-3 dan 6-1. Zverev pada akhirnya mendapatkan emas sementara Djokovic pulang dengan tangan hampa setelah kembali kalah di perebutan medali perunggu.
Djokovic sukses membalas kekalahan. Sempat kalah di set pertama 4-6 lalu perkasa di set kedua dengan menang 6-2 dan di set ketiga dengan 6-4. Zverev bangkit di set keempat dengan menang 6-4 dan memaksakan pertandingan lanjut ke set kelima.
Novak Djokovic tampil dominan di set penentuan dan sempat unggul 5-0, namun Zverev tak mau menyerah begitu saja dengan mmaksimalkan servisnya untuk merebut satu poin dilanjut dengan sebuah break menjadikan set kelima jadi 2-5.
Djokovic akhirnya memenangi set kelima dengan skor 6-2 sekaligus memenangi partai Grand Slamnya yang ke-27 secara berturut-turut dan melangkah menuju gelar Grand Slam kedua puluh satunya.
Final US Open ini akan menjadi istimewa buat Djokovic sebab seandainya dia bisa memenangkan pertandingan tersebut maka ini akan menjadi gelar Grand Slamnya yang ke 21. Artinya, di akan menjadi petenis putera dengan gelar Grand Slam terbanyak mengungguli Rafael Nadal dan Roger Federer yang sama-sama sudah mengumpulkan 20 gelar juara Grand Slam.
Pendukung Djokovic sudah memamerkan kaos bertuliskan 21th in 21, gelar ke 21 di tahun 2021 begitu mungkin maksudnya. Hal yang tentunya tidak akan dilalui Djokovic dengan mudah, masih ada partai final di Senin depan.
Jelas tidak mudah bagi Djokovic karena lawan yang akan ia hadapi adalah Daniil Medvedev yang sedang memburu gelar Grand Slam pertamanya. Di US Open kali ini Medvedev juga bisa dibilang on fire karena baru kehilangan satu set saat perempat final melawan Botic van de Zandschulp.
Di semifinal, Medvedev juga menang tiga set langsung 6-4 7-5 6-2 melawan petenis Kanada Felix Auger-Aliassime.
Tidak seperti Medvedev yang hanya kehilangan satu set, Djokovic justeru hanya sekali menang dengan straight set yakni di babak kedua saat ia menang tiga set langsung lawan Tailon Griekspoor. Pertandingan lainnya, Djokovic harus menyelesaikannya dalam empat atau lima set.
Djokovic vs Medvedev adalah pertandingan dua orang yang sedang mengejar impian: Grand Slam pertama buat Medvedev dan Grand Slam terbanyak buat Djokovic.
Partai ini sekaligus ulangan final Grand Slam pembuka di awal tahun.
Sebelumnya, Djokovic dan Medvedev bertemu di final Grand Slam Australia Open awal tahun ini. Kala itu Djokovic unggul tiga set langsung 7-5 6-2 6-2. Sebuah kemenangan yang mantap bagi Djokovic dan sebuah pembelajaran yang baik buat Medvedev kala itu.
Tampilnya Medvedev dan Zverev di semifinal sendiri menunjukkan peta kekuatan tenis tunggal putera sudah mulai terbentuk. Ya, era big three, Federer-Nadal-Djokovic tampaknya sedang memasuki akhir episode seiring dengan usia ketiganya yang makin bertambah. Regenerasi kekuatan tenis dunia di sektor tunggal putera mungkin akan segera terjadi.
Namun begitu, meski sudah berusia 34 tahun, Djokovic sendiri masih ada dalam performa yang oke. Selama ia masih bisa bermain optimal tentu tak akan begitu saja ia membiarkan proses regenerasi itu berjalan terlalu cepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H