Mohon tunggu...
Khaerul zein
Khaerul zein Mohon Tunggu... Penulis - Mempelai kematian

Less is more

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bahaya! 3 Stigma Negatif Orang Miskin Ini Bisa Memperkeruh Kerukunan

19 Desember 2020   21:38 Diperbarui: 20 Desember 2020   19:51 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil studi di pulau jawa pada tahun 2019 menunjukan bahwa meskipun mereka memiliki pendidikan formal yang lebih rendah disbanding kelompok yang mampu, orangtua kelompok miskin tetap peduli dengan masadepan dan pendidikan anaknya.

Berbicara keberhasilan, banyak diperoleh dari cara lain, mendapatkan ilmu dan skill ditempat yang lain tidak hanya dibangku sekolah atau kuliah. 

Sebagian dari mereka juga peduli dengan pendidikan, keinginan untuk berpendidikan terus ada pada benak mereka sebagai bentuk kepedulian pada kondisi mereka sendiri. Hanya kondisi ekonomi seringkali jadi pemicu terputusnya pendidikan mereka dengan pendidikan.

2. Mereka terlalu malas

Stigma ini tidak selalu benar, ada beberapa macam kemiskinan diantaranya adalah kemiskinan kultural yaitu kemiskinan yang secara mental, mindset dan lingkungan mempengaruhi kondisinya, kemalasan termasuk pada kemiskinan kultural.

Namun perlu diketahui juga bahwa dari jenis kemiskinan itu ada kemiskinan structural atau kemiskinan yang terjadi akibat kebijakan-kebijakan penguasa, dampak negatif pembangunan yang tidak memperhatikan hal hal kecilnya, regulasi yang kurang berpihak pada kesejahteraan masyarakat. Faktor dari luar inilah salah satu yang membuat individu atau kelompok menjadi tidak sejahtera.

 Berbahaya saat stigma ini diucapkan pada mereka yang dalam kondisi kemiskinan. Dalam pertemanan misalnya, akan berpotensi pada merenggangnya kedekatan yang semula harmonis.

3. Mereka terus berkebiasaan buruk.

Banyak faktor yang menjadikan sesorang menjadi kelompok atau individu menjadi miskin. Kelompok miskin tidak selalu identik dengan pemukiman kumuh, tidak bersih dan kebiasaan buruk yang dianggap oleh sebagian oran mampu. 

Pada beberapa temuan yang dilakukan penulis pada kelompok dengan tingkat kemiskinan yang cukup tinggi menunjukan bahwa mereka hanya melakukan apa yang mereka mampu dengan kesederhanaan yang dimiliki, bersih dengan kemampuannya, kerja dengan seperangkat intelegensinya yang sederhana, mereka bekerja dan melakukan sesuatu sesuai kemampuan ekonominya.

Dari tiga stigma itu akan rentan terjadinya perpecahan apabila secara langsung banyak dilempar pada mereka kelompok miskin, berkurangnya rasa menghargai sesama akan terjadi apabila stigma negatif ini terus ada dan ditunjukan pada mereka yang memiliki perbedaan kondisi ekonominya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun