Mohon tunggu...
Yhouga Ariesta
Yhouga Ariesta Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada '07. Kota asal Malang. Tinggal sementara di bantaran saluran irigasi Selokan Mataram, Pogung Kidul. Kunjungi http://yhougam.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dakwah Koq Tauhid Melulu?

15 Agustus 2010   14:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:00 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dimanakah perkara-perkara tersebut kita dapati pada diri kaum muslimin hari ini? Dimanakah kita dapati shalat di antara sekian banyak kaum muslimin? Bahkan dimanakah aqidah shahihah di antara sekian banyak dakwah yang, konon katanya, menyeru pada Islam?

Allah Ta’ala berfirman, “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa.

Akan tetapi apakah syarat bagi janji itu?

Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku..” [QS. An Nuur : 55]

Maka Allah menjelaskan bahwasanya perubahan kondisi berupa kemenangan kaum muslimin ini tidak akan terealisasi, kecuali dengan terealisasinya syarat yang yang telah Allah sebutkan. Yaitu beribadah kepada-Nya semata dan tidak menyekutukan-Nya. Itulah tauhid. Maka janji yang mulia itu tidak akan terpenuhi kecuali dengan diterapkannya tauhid melalui peribadatan kepada Allah semata tanpa menyekutukan-Nya. Ibadah kepada Allah mencakup shalat, shiyam, zakat, dan haji, dan segenap ketaatan yang lain.

Allah tidaklah mengatakan, “Mereka menyembah-Ku” saja, bahkan ditegaskan dengan “Dengan tiada mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun”, karena ibadah tidak akan bermanfaat jika dilakukan bersama dengan kesyirikan. Bahkan, wajib menjauhi segala jenis dan bentuk kesyirikan, apapun namanya. Sesuai dengan definisi syirik, “Memalingkan sesuatu dari bentuk ibadah kepada selain Allah ‘Azza wa Jalla”

Itulah sebab kemenangan, keselamatan, penguasaan, dan pertolongan di bumi. Berupa senjata aqidah dan senjata amal. Tanpa adanya hal tersebut musibah dan bencana akan menimpa. Sungguh balasan tersebut akan menimpa apabila tidak ada sebab dan syarat kemenangan yang telah disebutkan oleh Allah tersebut. Bencana berupa penguasaan musuh yang disebabkan tidak dipenuhinya syarat-syarat kemenangan, dan sikap meremehkan terhadap permasalahan aqidah dan agama mereka. Serta mencukupkan diri dengan menyebut diri mereka seorang Muslim saja.

(terjemahan seadanya dari Durus Minal Qur’anil Karim, Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan hal. 5-11 cet. Darul ‘Ashimah. Sekaligus sebagai informasi bahwa kitab ini akan dikaji secara rutin insya Allah selama 20 hari di bulan Ramadhan 1431 H di Masjid Al Ashri Pogung Rejo Sleman Yogyakarta pukul 05.30-07.00 WIB, dengan pemateri Al Ustadz Aris Munandar, SS.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun