Mohon tunggu...
Yhouga Ariesta
Yhouga Ariesta Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada '07. Kota asal Malang. Tinggal sementara di bantaran saluran irigasi Selokan Mataram, Pogung Kidul. Kunjungi http://yhougam.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Heraclius dan Metode Kebangkitan Ummat

18 Juni 2010   10:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:27 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syahdan, Abu Sufyan (yang kala itu belum menerima Islam) melakukan perjalanan hingga ke Syam. Di sana, ia bertemu dengan penguasa wilayah Syam, yang waktu itu dipegang oleh Heraklius. Maka Abu Sufyan kemudian menyebutkan ihwal adanya seorang Rasul bernama Muhammad shallallaahu alaihi wa sallam, yang menyeru untuk menyembah Allah, menghancurkan berhala-berhala, memperbaiki akhlaq, bermuamalah dengan jujur dan amanah, dan berbagai syariat yang Nabi bawa, beliau ceritakan kepada Heraklius dengan objektif. Maka Heraklius kemudian berkata kepada Abu Sufyan, "Apabila apa yang engkau katakan memang benar, maka tidak lama lagi apa yang ada di bawah telapak kakiku ini akan ia kuasai!" [Diriwayatkan oleh Bukhari] Pertanyaan yang tersisa bagi kita adalah :

Apa yang kemudian terjadi setelah Kaum Muhajirin kembali ke Mekkah, apakah kemudian Syam Nabi taklukkan ?

Apakah kemudian perkataan Heraklius benar-benar terjadi ?

Apakah benar-benar kemudian apa yang ada di bawah telapak kaki Heraklius, dikuasai Nabi ?

Bahkan setelah wafat Nabi pun, Syam belum juga ditaklukkan ?

Jawabannya ialah penguasaan Nabi shallallaahu alaihi wa sallam terhadap apa yang berada di bawah telapak kaki Heraklius waktu itu, ialah dengan dakwah beliau, bukan dengan wilayah negara. Karena dakwah beliau sampai ke seluruh penjuru dunia, melalui seruan untuk meninggalkan berhala dan segala bentuk kesyirikan. Termasuk di dalamnya penguasaan Khulafaur Rasyidin setelah wafatnya Nabi Muhammad shallallaahu alaihi wa sallam, melalui dakwah dan syariat Nabi shallallaahu alaihi wa sallam. Poin yang perlu kita perhatikan di sini ialah : Sesungguhnya ummat Islam ini apabila benar-benar kembali kepada agama Allah, dengan menjadikan kaum mukminin sebagai pemimpin mereka, dan menjadikan kaum kafir sebagai musuh, niscaya tidak mustahil bahwa timur dan barat akan menjadi wilayah kekuasaan Islam. Hal ini hanya akan tercapai bukan karena pertolongan kaum tertentu, negara tertentu, atau dukungan suku, ras tertentu, akan tetapi hal ini hanya dapat tercapai karena kaum muslimin menegakkan agama Allah 'Azza wa Jalla. Dan sungguh Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjamin kemenangan Islam atas seluruh agama, Allah Ta'ala berfirman (yang artinya), "Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama" [QS. Ash-Shaff : 9]. Konsekuensi dimenangkannya agama ini, adalah dimenangkannya mereka oleh orang-orang yang berpegang teguh dengan agama ini. [Ash Shohwah Al Islamiyyah Dhawabith wa Tawjihaat, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah, cetakan Madarul Wathan Li An Nasyr, hal. 9-10] Sekaligus sebagai jawaban terhadap kelompok yang menempuh metode politis, thalabun nusyrah, atau yang semacamnya sebagai jalan meraih kebangkitan ummat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun