“ Rusa, Informasi ini saya dapati langsung dari tangan kanan sang raja Hutan, dan kamu yang salah satunya disebutkan, Saya jadi merasa tidak enak dengan sang raja hutan, karena kamu rusa ada di wilayah hutan yang saya awasi dan kelola, tapi jika itu tidak benar, biar saya akan memberikan penjelasan pada Sang raja Hutan.” Kata Srigala.
“ Tuan Srigala yang terhormat, saya adalah hewan yang hanya antusias memikirkan keberlangsungan kehidupan pribadi dengan lurus, amanah, untuk lingkungan dan keluarga. Memikirkan untuk loncatan karier dengan hal-hal yang gelap, kotor dan penuh konfirasi adalah masa lalu yang telah ditinggalkan. Jika mengingat sisi gelapku di masa lalu, pada saat hidup dalam lingkungan hutan savanna di negeri seberang, mungkin rasa kesamaan hewani terlupakan, menganggap mereka seperti bebatuan atau debu-debu savanna yang tidak berarti bagiku, aku seperti raja kecil di padang savanna yang bisa dengan seenaknya membunuh karakter suatu hewan, bahkan mengucilkannya, karena kedekatanku dengan sang raja savanna, saya dikelilingi oleh hewan-hewan yang tunduk dan nurut untuk diperintah, karena mereka menginginkan sesuatu dariku.
Si rusa yang mempesona dan serba bisa, pernah melekat pada diriku, saat itu sepertinya tidak ada yang terbaik selain diriku, saya dihinggapi kesombongan, egois dan serba kuasa. Tuan srigala yang terhormat, akhirnya pada suatu waktu tuhan menegurku, bahwa semua karier, kekuasaan, tidak ada artinya jika keluarga menjadi kacau, lingkungan tetangga tidak mengenal kita, dan kita terasing dilingkaran hutan yang memiliki sipat hewani yang agung.
Saya memutuskan untuk menjalani kehidupan hewani ini dengan normal, meninggalkan sang raja savanna yang telah saya bela mati-matian dari segala serbuan fitnah, gosif, dan kecurangan-kecurangan. Karena saya menyadari sang raja savanna hanya memanfaat keahlihanku dan kecerdasanku untuk kelangsungan dia bertahta. Saya pindah ke hutan ini, karena ingin menjalani kehidupan yang menyegarkan, makan rumput segar, air embun pagi yang masih suci, dan sinar matahari yang indah menembus pepohonan menghangatkan tanah-tanah hutan yang basah dan lembab,” jelas si Rusa.
“ Baiklah kalau gitu Rusa, saya akan sampaikan hal itu pada sang raja Hutan, “ tutur si srigala.
Sejak hari berdialog dengan si srigala, si rusa tetap menjalani kehidupan normalnya, karena memang segala hal yang dituduhkan kedia tidaklah terbukti, mungkin hanya paranoid dari beberapa telik sandi yang memang mencari muka pada srigala. Si Rusa sekarang menyadari bahwa semua pohon-pohon dan rerumputan di hutan tersebut, bisa mendengar dan merekam semua pemicaraan para hewan, untuk dilaporkan pada si srigala.
Apalagi jika melihat sang badak, sangat kentara untuk mengabdi pada srigala, segala hal dia lakukan karena takut, lumpur tempat dia mandi, kehilangan airnya menjadi kering dan tandus. Si badak berlari kesana kemari, mengendus bahkan menabrak segala hal kenormaal dalam keidupan hewani, hingga dia mungkin melupakan dirinya sudah tua, dan seharusnya menjalankan kebaikan atas lingkungan hewan disekitarnya. Para hewan terkadang menggerutu dan merasa kasihan pada si badak atas segala tindak tanduk kehidupannya. Si burung beo yang merupakan sobat konfirasinya pun selalu saja menyalahkan si badak yang terlalu badak katanya.
Part 2
Pesta pemilihan Raja Hutan telah usai, raja lama kepilih kembali bertahta, karena lawannya adalah hanya boneka dari kekuasaannya, agar sang raja terpilih kembali. Para hewan yang menjadi kaki tangan sang raja hutan kembali berpesta karena tidak akan kehilangan lahan untuk mereka mencari makanan yang lebih dari sekedar yang disediakan. Hewan-hewan yang menjadi tangan kanan dan kepercayaan sang raja hutan makin menancapkan kuku-kuku kedekatannya untuk mengancam dan makin meninggikan untuk dihormati para bawahan.
Sang Raja hutan malu untuk mengadakan pesta kemenangan, entah mengapa ?, tidak seperti yang pertama saat meraih kekuasaan sampai pesta di jalan-jalan hutan, padahal situasinya hampir sama persis meneruskan trah keluarga untuk tetap menjadi penguasa.
Si rusa yang berada di area hutan yang di kuasai oleh salah satu tangan kanan si raja hutan, yaitu si srigala dapat melihat makin pongahnya dia, karena rajanya tetap sama. Tiada hari waktu selalu mengatakan aku akan naik jabtan lagi menjadi lebih kuasa dan memiliki daerah yang luas serta kewenangan yang hebat. Para hewan penghuni hutan yang dekat dengan si srigala juga berpesta karena akan tetap dipelihara untuk menjadi pesuruh jinak untuk diperbudak. Tetapi memnag ada sebagian para penghuni hutan tersebut yang merasa biasa saja atas masih terpilihnya raja lama untuk memimpin hutan, karena mereka menjadikan dirinya sebagai kaum yang menyadari dan profesional akan keberadaan dirinya di hutan tersebut. Karena itu baian dari kejadian yang berulang dan berkala tak perlu terlalu repot, yang penting kerja dengan hasil yang terbaik.