Mohon tunggu...
Humaniora

Wasiat Kaderisasi

30 November 2018   13:46 Diperbarui: 30 November 2018   17:56 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yeyen Amaliah Lestrasi di Kampus UMI Makassar

Memberikan perubahan besar sesuai cita-cita bersama, maka atas dasar itulah sehingga dibentuknya banyak organisasi pada dewasa ini, hal ini sejalan pada perintah Allah Swt dalam alqur'an untuk menganjurkan agar memprakarsai suatu majelis (association) yang memiliki ideologi sesuai harapan agar terciptanya sebuah perubahan yang diinginkan. 

Jelas ideologi ini akan dijadikan sebagai patron landasan dalam membangun dan mengambil langkah terkait corak pendangan hidup demi berjalannya organisasi  secara masif (utuh). Sebagaimana dikutip dalam surat As-shaff ayat 4 bahwa "Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh".

Terkhusus melihat pada organisasi kepemudaan (OKP) pastilah membutuhkan proses kaderisasi, karena dengan kaderisasi suatu organisasi akan mampu dikatakan stabil dalam mempertahankan organisasi dalam menjejaki masalah (issues) perkembangan zaman. 

Kaderisasi yang dimaksud di sini adalah upaya mempersiapkan kader menjadi generasi penerus yang memiliki visi, misi sesuai ideologi yang dianut dari sebuah gerakan menjalankan roda organisasi. Sehingga diharapkan tujuan utama suatu pergerakan yaitu menjaga tatanan intelektual dengan menganalisa problematika masyarakat sosial secara kritis dan dinamis dalam tekanan arus perkembangan zaman.

Siapakah obyek utama dalam proses kegiatan kaderisasi kalau bukan mereka para anggota masyarakat intelektual kampus sebut saja mereka adalah mahasiswa atau mahasiswi yang secara ideologis akan dipilih sesuai dengan indikator misi yang diusung oleh organisasi  secara rasional yang memiliki daya responsif mantap terhadap arah gerakan organisasi.

Buah tak jauh dari pohonnya, demikian ungkapan kata pepatah. Sesungguhnya dengan kaderisasi  terstruktur diharapkan nilai-nilai awal organisasi para pendahulu diharapkan senantiasa dapat dilanjutkan, ditiru, dan dikembangkan oleh generasi berikutnya. 

Ambil contoh seperti Nahdlatul Ulama' (NU) sebagai suatu organisasi (jam'iyah) terbesar di mata nasional maupun kanca internasional yang memiliki ideologi Aswaja (Ahlus Sunnah Waljamaah An Nahdliyah) yang memiliki konsep Islam rahmatan lil alamin yakni islam yang ramah bukan yang marah, islam yang mengajak bukan yang mengejek tentunya tidak terlepas dari sistem kaderisasi yang terstruktur dan baik

Setiap masa ada pemimpinnya, demikian pula dalam beberapa dekade sebelumnya organisasi mempunyai peranan penting dalam menciptakan sumberdaya manusia mulai dari era orde baru sampai era reformasi bahkan hingga sekarang pada era revolusi industri 4.0 yang sementara hits jadi perbincangan masyarakat global.

Organisasi kepemudaan (OKP) diharapkan terus eksis dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) yang handal tanpa harus mengenal musim, bukan sebuah kemustahilan melainkan amanah wasiat dari yang terus dilakukan oleh mereka sang perintis awal mula berdirinya organisasi kepada generasi penerus. 

Namun akhir-akhir ini organisasi kurang mendapat ruang dihati generasi muda seakan-akan organisasi adalah dosa yang hukumannya haram harus dihindari.

Hal ini dilihat secara realitas bahwa peminatan mahasiswa dalam berorganisasi mulai menurun belum lagi himpitan akademik yang memuncak pada klimaks mahalnya biaya uang kuliah, menurut penulis ini merupakan salah satu dari sekian indikator yang harus di pahami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun