“Maafkan Kak Adis, Tante. Seandainya Tante tahu apa yang terjadi, Tante pasti bisa mengerti.”
“Tidak, Tante tetap tidak bisa terima. Bagaimana mungkin seorang ibu tega meninggalkan dua anaknya yang masih kecil-kecil ini”
“Tante, saya juga sudah berusaha membujuk Kak Adis agar berterus terang supaya tidak ada yang berprasangka buruk kepadanya, tapi dia selalu bilang semua ini dilakukannya justru karena rasa sayangnya kepada Della dan Dion” Doni berusaha tetap tenang meskipun ada rasa tak enak saat Lili tetap saja menyalahkan Adisti.
“Sudahlah Doni, Saya tetap tidak bisa mengerti, kecuali saya tahu apa yang terjadi”
“Maksud Tante?”
“Kita ke Bandung sekarang.”
“Tapi, Tante…”
“Terserah kamu. Lihat itu, Dion sudah bersiap-siap, Kamu tadi yang mengatakan akan mengajaknya menemui mamanya.”
Doni tak bisa lagi mengelak, Dia tidak mungkin mengecewakan Dion yang sudah berdiri dengan koper pakaian kecil di sisinya.
@@@
Kondisi Adisti belum juga menunjukkan tanda-tanda kesembuhan. Malah sebaliknya. Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang. Kulitnya yang dahulu putih segar kini menghitam tanpa sinar. Bahkan rambut indahnya yang selalu dipuji oleh Riyan pun tinggal beberapa helai lagi.