Hal ini akan mempunyai dampak yang sangat mendukung proses pembelajaran di sekolah, sekolah akan lebih baik dan terwujud apa yang dicita -citakan sesuai visi misinya. Yang tak kalah penting adalah dengan keterampilan, pengetahuan, kreatifitas dan inovasi KS dan semua guru mengelola dan memanfaatkanya.
Nah yang menjadi pertanyaan sudahkah sekolah memanfaatkan apa yang ada di lingkungan sekitar? Bagaimana pemanfaatannya memanfaatkan lingkungan sekitar untuk pembelajaran?
Lingkungan masyarakat, letak (posisi) sekolah berdekatan dengan apa misalnya persawahan, kantor, pasar, gedung atau fasilitas umum, industry, karakter budaya penduduk. Seperti sekolah dekat lingkungan pendopo kabupaten bisa digunakan untuk belajar seperti di musium, kebun sekolah dan pasar bisa untuk mengenal sayuran, berhitung, serta konsep jual beli, Alon - alon untuk mengenal lingkungan alam, masyarakat penduduk  bisa sebagai sarana berinteraksi bagaimana bersosial di masyarakat nanti.  Taman lalu lintas untuk pembelajaran budaya dan norma tertib berlalu lintas di jalan raya. Persawahan bisa juga dimanfaatkan bagaimana mengelola padi, pendistribusian tekniknya yang dihubungkan dengan teknologi tepat guna untuk peningkatan teknologi pangan yang baik dan banyak lagi contoh pemanfatan sumberdaya.
Pengelolaan sumberdaya dilakukan dengan cara pendekatan. Pendekatan dapat dikatakan sebagai cara pandang atau cara berpikir kita melihat sesuatu. Ada beberapa cara pandang atau pendekatan dalam pengelolaan sumberdaya yaitu
- Pendekatan berbasis aset atau berbasis deficit,
- Pendekatan berbasis kekurangan/masalah
- Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA)
Pendekatan berbasis aset atau berbasis defisit berarti bagaimana kita memandang sumber daya sekolah, apakah dianggap sebagai aset/kekuatan atau kekurangan/masalah.
Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based approach) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang kurang, dan apa yang tidak berfungsi dengan baik. Kita mengeluhkan banyak fasilitas sekolah yang kurang, buku ajar yang tidak lengkap, atau sekolah yang tidak tidak memiliki laboratorium. Kekurangan yang dimiliki mendorong cara berpikir negatif sehingga fokus kita adalah bagaimana mengatasi semua kekurangan atau apa yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.
 Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) ini  digunakan sebagai dasar paradigma Inkuiri Apresiatif. Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, landasan berpikir, yang berfokus pada upaya kolaboratif menemukan hal positif, menjadi kekuatan pengembangan dalam diri seseorang, organisasi, dan dunia sekitarnya, baik dari masa lalu, masa kini, maupun masa depan
Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) muncul sebagai kritik terhadap pendekatan konvensional atau tradisional yang menekankan pada masalah, kebutuhan, dan kekurangan yang ada pada suatu komunitas. Pendekatan tradisional tersebut menempatkan komunitas sebagai penerima bantuan, dan dengan demikian dapat menyebabkan anggota komunitas menjadi merasa tidak berdaya, pasif, dan selalu bergantung dengan pihak lain.
Pendekatan PKBA menekankan kepada kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri, dengan demikian hasil yang diharapkan akan lebih berkelanjutan.
Kedepannya sebagai pemimpin pembelajaran harus bisa memanfaatkan sumberdaya yang ada sebagai asset suatu lembaga dengan efektif dan efisien untuk sepenuhnya mendukung pembelajaran yang berpihak pada murid, memberikan nilai - nilai kebajikan, selaras tujuan pendidikan yang menuntun, memerdekakan anak  guna mencapai keselamatan serta kebahagiaan setinggi - tingginya