Seonggok daging yang mencintaimu
Ini
Sudah beberapa kali merenung;
Ingin sekali mengutuk, ingin sekali membunuh
Perasaan yang tak kunjung henti ini
Jelas-jelas sudah kau lepeh
Aku bantu menginjak juga
Harapnya, agar segera musnah saja
Eh, tapi kenapa tapi
Hingga sudah hampir purnama dibulan kedua setelah kau remukkanÂ
Malah tetap konstan, tidak berkurang dan untungnya juga tidak bertambah
Aku takut jika bertambah, itu bukan menjadi hal yang baik untukku dan untukmu
Hah!!!
"Untukmu"??
Cih,
Benar saja, aku masih selalu memikirkan kebaikan untukmu...
Ah sudahlah, aku menerima keadaannya...
Mungkin memang beberapa waktuÂ
Hingga detik ini aku diminta untuk membisikkan dalam sujudku tentang kebahagiaanmu
Dan menjadi seonggok daging yang mencintaimu tanpa syarat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H