Mohon tunggu...
Yesi Pramudya Wardani
Yesi Pramudya Wardani Mohon Tunggu... Guru - Guru TK

Saya adalah Guru di TK KEMALA BHAYANGKARI 38 GAMBIRAN BANYUWANGI

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Kemampuan Literasi Melalui Kegiatan Bermain Kartu Huruf pada Anak

3 Desember 2023   13:01 Diperbarui: 3 Desember 2023   13:06 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KARYA ILMIAH

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI MELALUI KEGIATAN BERMAIN KARTU HURUF PADA ANAK KELOMPOK B

 DI TAMAN KANAK-KANAK KEMALA BHAYANGKARI 38

KECAMATAN GAMBIRAN KABUPATEN BANYUWANGI

Salah satu aspek yang dikembangkan sejak usia dini adalah Aspek Kemampuan Bahasa. Kemampuan Bahasa anak sangat penting bagi anak, karena Bahasa merupakan alat yang dipakai oleh anak untuk menyampaikan keinginan, pikiran, harapan dan lain-lain untuk kepentingan pribadinya. Bahasa merupakan media komunikasi, karena memberikan keterampilan kepada anak untuk dapat berkomunikasi dan mengekspresikan dirinya agar dapat menjadi bagian kelompok sosialnya.

Perkembangan Bahasa anak usia dini secara keseluruhan mencakup berbagai aspek diantaranya : kemampuan mendengar, menulis, berbicara dan membaca. Salah satu bagian aspek dari perkembangan Bahasa adalah menulis. Menulis merupakan proses yang kompleks, artinya banyak segi dan faktor yang mempengaruhinya. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat fundamental karena kemampuan menulis menjadi dasar untuk mengembangkan kemampuan lainnya. Kemampuan menulis pada anak usia Taman Kanak-kanak dikenal dengan kemampuan menulis permulaan, mengembangkan aspek kemampuan menulis permulaan hendaknya dilakukan melalui aktifitas belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar.

Mengajarkan menulis pada anak usia dini merupakan suatu hal yang penting dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah anak dalam hal melaksanakan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Seandainya anak tidak diajarkan menulis sejak dini atau sejak usia di pendidikan anak usia dini maka di masa yang akan datang pada waktu anak melaksanakan pendidikan yang lebih tinggi anak akan mengalami banyak kesulitan dalam mengikuti pembelajaran.

Bermacam-macam metode mengajar oleh guru dengan harapan bisa membantu anak untuk menguasai keterampilan menulis. Banyak hal yang bisa dipersiapkan untuk mengajarkan anak menulis, karena menulis tidak bisa muncul dengan begitu saja pada diri setiap anak, tetapi harus melalui proses yang panjang dengan perlu adanya stimulasi-stimulasi dan pembelajaran yang menyenangkan sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Peran guru dan orang tua sejak usia dini sangat penting dalam upaya membentuk lingkungan yang mengajak anak untuk melakukan pembelajaran yang menyenangkan dan nyaman sehingga bisa membantu meningkatkan kemampuan menulis permulaan anak.

Pengenalan menulis anak pada usia Taman Kanak-kanak penting dilakukan agar mereka dapat lebih lancar dalam memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pernyataan tersebut juga didukung oleh tujuan dari TK yang salah satunya adalah membantu peserta didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi nilai-nilai agama dan moral, sosial emosional, fisik motorik, bahasa, kognitif dan seni. Namun porsi yang digunakan oleh pendidik untuk mengajarkan menulis permulaan pada anak di sekolah dilaksanakan sesuai dengan prinsip dari TK sebagai sebuah Taman Bermain. Namun di Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari 38 masih terdapat siswa yang belum bisa melakukan kegiatan menggerakkan jari-jari tangannya untuk menulis huruf dengan baik dan belum mengetahui cara menulis huruf  yang diberikan oleh guru.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru dalam meningkatkan kemampuan menulis permulaan pada anak yaitu dengan melakukan pembelajaran sambil bermain dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik, sehingga dengan adanya media pembelajaran tersebut, diharapkan dapat digunakan untuk memotivasi anak dalam belajar dan terciptanya pembelajaran yang kondusif. Selain itu anak juga lebih merespon pembelajaran mengenai pengenalan huruf, cara memegang pensil, cara menggerakan jari dalam membuat bentuk huruf. Media merupakan alat perantara untuk menyampaikan informasi pembelajaran untuk menarik minat anak dalam belajar. Dengan adanya media yang inovatif anak dapat mengingat apa yang telah dipelajari sehingga tercipta pembelajaran yang bermakna. Adapun media yang digunakan adalah dengan menggunakan sejumlah kartu huruf sebagai alat bantu untuk belajar menulis dengan cara melihat dan menirukan bentuk huruf yang ada pada kartu huruf. Kartu huruf adalah kartu abjad yang berisi gambar, huruf, tanda simbol, yang meningkatkan atau menuntun anak yang berhubungan dengan simbol-simbol tersebut.

Pengertian Bahasa 

Menulis merupakan salah satu media untuk berkomunikasi, dimana anak dapat menyampaikan makna, ide, pikiran dan perasaan melalui untaian kata yang bermakna. Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, menulis adalah membuat huruf atau coretan dengan pena agar melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan. Menurut Lado dalam Tarigan menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu Bahasa yang dipahami seorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik ini, apabila mereka memahami Bahasa dan grafik tadi.  Menulis merupakan suatu reprensetasi bagian dari kesatuan-kesatuan Bahasa.  Sejalan dengan gagasan tersebut Bryne berpendapat menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu Bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut.

Dalam Webster New World Dictionary menulis dapat diartikan sebagai kegiatan membuat pola atau menulis kata-kata huruf-huruf, ataupun simbol-simbol pada suatu permukaan dengan memotong mengukir atau menandai dengan pena atau pensil.

Menulis pada usia kelompok bermain dapat dilaksanakan dengan berbagai kegiatan bermain. Karena pada dasarnya anak usia dini adalah anak yang tumbuh kembangnya pada setiap aspek perkembangan dapat dilalui dengan kegiatan bermain yang menyenangkan.  Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan oleh Bruner dan Smith bahwa melalui kegiatan bermain, seorang anak dapat berimajinasi dan berkreasi serta bereksplorasi melalui media permainan yang digunakannya bahkan dengan cara yang bisa dikatakan tidak seperti yang biasa dilakukan oleh guru. Seperti dalam permainan kartu huruf, seorang anak mungkin akan menemukan ide-ide baru dalam menyebutkan huruf, menyebutkan cara membuat bentuk hurufnya dan menulis sesuai dengan bentuk huruf yang dilihatnya.

Berdasarkan tahapan perkembangan bermain di atas,  anak usia 5-6 tahun yang menjadi subyek dalam penelitian sudah mulai mengenal bermain fungsional, bermain membangun dan bermain pura-pura. Dalam permaian kartu huruf, anak mampu menyebutkan, menirukan dan berpura-pura membentuk sesuatu.

  • Media Pembelajaran untuk Anak Usia Dini 

Kata media berasal dari Bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver).  Secara Bahasa media berasal dari kata "Medius" yang berarti tengah perantara atau pengantar. Dalam Bahasa Arab mengandung arti perantara atau pengantar pesan. Menurut Henrik dan kawan-kawan bahwa istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Media merupakan sarana untuk menyampaikan pesan yang mempunyai bagian penting bagi pemberi pesan dan penerima pesan. Arsyad (2016) menyatakan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.

Dari beberapa pendapat di atas maka media dapat diartikan sebagai berbagai jenis peralatan atau sarana untuk menyajikan pesan. Namun dalam hal ini yang terpenting bukannya peralatannya, melainkan pesan belajar yang dibawa oleh media atau guru yang memanfaatkan media tersebut.

  • Pembelajaran Menulis Permulaan 

Menulis adalah suatu keterampilan yang dapat dipelajari setelah aspek kemampuan lain dikuasai. Salah satunya adalah aspek koordinasi motorik halus dan adanya kemampuan persepsi visual.

Faktor utama yang mempengaruhi kemampuan menulis anak adalah kesiapan dan kematangan motorik halus anak, hal ini dapat dilatihkan dengan pelajaran sensomotorik. Dari berbagai teknik atau cara memegang pensil yang dapat dijadikan petunjuk anak berkesulitan belajar menulis, menunjukkan bahwa pada kebanyakan kasus anak berkesulitan menulis disebabkan cara anak memegang pensil yang tidak tepat. Untuk membantu meningkatkan anak yang berkesulitan tersebut maka guru harus menyediakan beberapa media untuk nmeningkatkan kemampuan motorik halus  agar anak  dapat menggenggam dan menggunakan pensil dengan benar.  Selain itu guru harus memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan menulis anak.

  • Penggunaan Media Kartu Huruf  untuk Pembelajaran

Kartu huruf merupakan abjad-abjad yang dituliskan pada potongan-potongan suatu media, baik karton, kertas maupun papan tulis atau tripleks. Potongan-potongan tersebut dapat dipindahkan sesuai dengan keinginan pembuat suku kata, kata maupun kalimat. Azhar Arsyad (2005: 119) dalam Trisniwati (2014) mengungkapkan bahwa kartu huruf adalah kartu abjad yang berisikan gambar, huruf, tanda symbol, yang meningkatkan atau menuntun abak yang berhubungan dengan symbol-simbol tersebut. Namun demikian kartu huruf yang dimaksud di sini adalah kartu huruf yang dibuat sendiri dengan bentuk daun terbuat dari kertas karton putih dan di laminating. Penggunaan kartu huruf ini sangat menarik perhatian anak atau peserta didik dan sangat mudah dilakukan dalam pembelajaran menulis dan membaca permulaan. Selain itu kartu huruf juga dapat melatih kreatifitas anak. Pendapat Ratnawati (dalam Suyanto, 2012:108) mengungkapkan bahwa, melalui media kartu huruf yang di implementasikan melalui permainan, dapat merangsang untuk lebih cepat mengenal simbol-simbol huruf, membuat minat anak semakin kuat untuk bereksplorasi dalam menemukan kosakata baru, dengan cara merangkaikan simbol-simbol huruf tersebut. Menurut Soeharto dalam Safitri (2017:6) kartu kata atau huruf adalah suatu kartu yang bertuliskan kata atau huruf yang digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran guna untuk meningkatkan penguasaan perbendaharaan huruf atau kata bagi peserta didik.

Pelaksanaan Siklus 

Rancangan Satu Siklus dan Skenario Perbaikan

Perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan pada TK Kemala Bhayangkari 38 di bagi menjadi 2 siklus dengan masing-masing siklus dengan 5 hari kegiatan pembelajaran.

Pembahasan Dari Setiap Siklus 

Dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan di TK Kemala Bhayangkari 38 Desa Wringinagung Kecamatan Gambiran Kabupaten Banyuwangi, pada Siklus I terdapat beberapa kelebihan maupun kekurangan dari persiapan yang dilakukan oleh Guru.

Siklus I 

Berdasarkan hasil pengamatan simulasi pembelajaran siklus I dapat disimpulkan sebagai berikut :  (a) Kelebihan Siklus I : (1) Perencanaan kegiatan sudah disusun secara rapi dan sesuai dengan tema (2) Alokasi waktu kegiatan sudah terlaksana dengan baik (3) Guru sudah berpenampilan rapi dan sopan. (b) Kekurangan Siklus I : (1) Metode dari kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan kurang menyenangkan sehingga anak-anak kurang berminat mengikuti kegiatan belajar. (2) Media pembelajaran kurang bervariasi dan kurang menarik minat anak.

Siklus ke II

Berdasarkan hasil pengamatan simulasi pembelajaran Siklus I dapat disimpulkan sebagai berikut : (a) Kelebihan Siklus II :  (1) Guru sudah mampu memberikan motivasi pada anak dengan baik (2) Guru sudah mampu menjelaskan kegiatan pembukaan, inti dan penutup dengan baik dan jelas (3) Bahasa yang digunakan oleh guru mudah dipahami anak (4) Anak sudah mampu menirukan contoh yang diberikan oleh guru. (5) Perencanaan kegiatan yang dibuat sudah baik dan lebih menarik (6) Kegiatan pembelajaran melalui bermain sangat menyenangkan dan menarik minat belajar anak (7) Alokasi waktu kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan perencanaan kegiatan. (8) Media belajar sudah sesuai dengan kebutuhan dan tingkat usia anak. (b) Kekurangan Siklus II : (1) Alokasi waktu yang masih dibatasi karena pembelajaran tatap muka terbatas, sehingga kegiatan bermain anak masih terasa kurang.

Setelah mengetahui kekuarangan dari siklus I dan melakukan perbaikan pada siklus II maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan literasi anak dapat ditingkatkan dengan kegiatan belajar anak yang menggunakan media kartu huruf dengan satu perencanaan kegiatan dengan metode bermain sambil belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan minat anak. Hal ini dapat diketahui dengan makin meningkatnya kemampuan anak dan minat belajar anak pada siklus II.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Melalui kegiatan bermain kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan literasi anak. Pada siklus I keberhasilan pembelajaran tidak sesuai dengan harapan.  Kemudian setelah guru melakukan refleksi dan evaluasi pembelajaran pada siklus II tingkat keberhasilan pembelajaran tercapai dengan optimal. (2) Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan bermain kartu huruf dapat berhasil karena pembelajaran disusun dengan menggunakan metode yang menyenangkan, kreatif dan inovatif. Selain itu  guru selalu memberikan motivasi anak dalam melakukan kegiatan.

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran sebagai tindak lanjut bagi peningkatan mutu kualitas pendidikan dalam sekolah.  (a) Bagi Guru : (1) Guru hendaknya mengetahui dan dapat memberikan solusi pada masalah yang timbul dalam pembelajaran literasi. (2) Guru hendaknya meningkatkan kinerjanya dalam mendidik agar semua kompetensi anak didik dapat tercapai dengan baik. (3) Guru hendaknya memberikan kegiatan pembelajaran yang kreatif, inovatif, menyenangkan dan bervariasi. (4) Guru hendaknya memberikan motivasi pada anak didik dalam setiap pembelajaran. (5) Guru hendaknya melaksanakan tugas-tugasnya mendidik anak dengan sepenuh hati agar kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan bisa tercapai dengan optimal. (b) Bagi Sekolah : (1) Sekolah hendaknya menjadi tempat yang menarik dan menyenangkan bagi anak dalam berbagai kegiatan bermain sambil belajar maupun belajar seraya bermain. (2) Sekolah hendaknya memberikan fasilitas APE, sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak secara memadai untuk keberhasilan pendidikan. (3) Sekolah hendaknya memberikan pembelajaran yang mengenalkan lingkungan alam dan belajar yang menggunakan metode permainan untuk anak. (c) Bagi Orang Tua: (1) Karena orang tua sebagai penanggung jawab pendidikan anak-anaknya maka hendaknya orang tua membimbing, mengarahkan, mengawasi, dan memperhatikan anaknya terutama dalam belajarnya, selain itu juga harus membiasakan anak untuk menyelesaikan tugas di rumahnya secara mandiri. (2) Diharapkan orang tua memperhatikan kelengkapan alat belajar anaknya, karena dengan lengkapnya fasilitas belajar akan membangkitkan kemauan anak dalam belajarnya sehingga anak dapat meraih keberhasilan dalam belajarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun