Mohon tunggu...
Yessi Aprianti
Yessi Aprianti Mohon Tunggu... Penulis - Gabut People

not how long its , but how good it is, it was matters

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yuk Kepo! Perenialisme Kunci Regresif Pendidikan

20 Mei 2020   16:54 Diperbarui: 1 Juni 2020   19:52 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Aliran filsafat pendidikan perenialisme
Hello, Come back gain to my resume hehehe, kali ini bakal berbgai tentang parenialismenya
filsafat pendidikan nih, seperti biasa. Let’s Read and Enjoy !!


Parenialisme dapat kita ketahui berasal dari dua suku kata yakni perenial yang berarti abadi dan isme adalah sebuah aliran atau ajaran. Esensi aliran filsafat ini berpegang pada nilai-nilai yang bersifat abadi, mereka mengambil analogi realitas sosial budaya manusia. Terkait dengan dunia pendidikan mereka berpendapat bahwasannya pendidikan itu harus didasari oleh nilai-nilai kultural masa lampau. 

Parenialisme sebagai sebuah aliran budaya memiliki beberapa keunikan yang berbeda dengan aliran lainnya yaitu mereka yang beraliran ini mengambil jalan yang regresif yakni kembali lagi kepada nilai dan prinsip dasar yang menjiwai pendidikan pada masa Yunani kuno dan renaissance, selanjutnya mereka beranggapan bahwa belajar itu merupakan Latihan dan disiplin mental, kemudian kenyataan tertinggi itu ada dibalik alam. 

Mereka selalu berpegang teguh pada prinsipnya bahwasannya zaman dahulu atau lampau itu harus dipertahankan sebab zaman modern banyak membawa kerusakan kepada manusia

Bagi kaum parenialisme tujuan pendidikan itu bersifat universal dan abadi, sehingga dapat dikatak tujuan kau mini membantu siswa untuk menyingkap, mengupas dan menginternalisasikan nilai kebenaran sebagai sebuah pengetahuan agar siswa dapat mencapai kebajikan dan kebaikan dalam hidup. 

Hal ini senada dengan bentuk sekolah ideal bagi kaum perenialisme yakni sebuah Lembaga yang berperan mempersiapkan siswanya untuk terjun kedalam kehidupan nyata, maka itu sekolah merupakan seperangkat peraturan-peraturan artificial dimana siswanya dapat bertemu dengan hasil yang paling baik dari warisan sosial kebudayaannya

Kaum perenialisme memandang kurikulum yang sangat tepat diterapkan ialah yang berpusatpada mata pelajaran atau subject mattered learning masih sama dengan kurikulum yang digunakan oleh aliran esensialisme, dimana pada kurikulum ini tujuan utamanya yakni setiap siswa mampu menguasai bahan tiap mata pelajaran yang ditentukan secara sistematis. 

Jadi tingkat pemahaman anak itu didasarkan pada sejauh mana anak ini mampu memahami sebuah materi. Tentunya aliran ini memiliki alasan menggunakan kurikulum itu, alasannya yakni materi pelajaran itu harus terarahh kepada manusia untuk mencapai sebuah titik rasional atau kebenaran karna pada hakikatnya itu lah manusia. So, dengan melihat kurikulum yang digunakan oleh kaum parenialisme dapat tersingkap dengan jelas metode yang digunakan tentunya ialah membaca dan
diskusi guna mempertajam pemahaman sebuah materi.

Kaum perenialisme sendiri memiliki ciri pendidik yang sesuai dengan klasifikasinya, menurutmereka guru itu memiliki kewenangan yang luas terhadap anak didiknya,Orangtua memberi kebebasan penuh kepada pendidik dalam proses belajar-mengajar, bahkan orangtua disini tidak memperlakukan anaknya dengan manja seperti kebanyakan orang tua saat ini yang sedikit-dikit mengadukan dan melaporkan pendidiknya kepada pihak yang berwenang.

Disini cara mengajar guru tak seperti guru di aliran behavior mereka disini hanya menerangkan dengan singkat materi yang akan dibahas atau hanya memberikan kata kata kunci guna memancing siswanya untuk lebih tau dan makin mengexplore dan mendiscovery pengetahuan yang dibutuhkan anak itu. 

Guru menurut kaum ini ketika menasihati siswanya sangatlah sarkas,kasar dan menyinggung hati anak didiknya, misal dengan menyinggung perekonomian keluarganya, penampilannya dll.Sehingga melatih mental siswa dan mereka berusaha agar tidak diledek oleh gurunya.

Guru dalam pandangan parennialisme memegang teguh doktrin bahwasannya ada dinding pembatas yang memisahkan antara guru dan seorang murid, sehingga murid harus menghormati sekali gurunya, ketika disapa pun guru pareniialisme terkesan cuek karna doktrin tersebut.

Tapi tentunya guru ini sedikit adil dalam hal pemberian nilai, nilai yang diberikan kepada muridnya selain berdasarkan nilai kuantitatif/ angka asli pengetahuan mereka, tetapi juga diambil dari sisi subjektifnya pula dilihat bagaimana anak ini bersikap dan berperilaku terkait dengan kesopanan dll.

Tokoh-tokoh aliran parenialisme :

1. Robbert M Hussen, seorang tokoh yang berasal dari Amerika. Ia merupakan seorang juru bicara dari aliran parenialisme. Menurutnya pendidikan itu harus menumbuhka kecerdasan dan pengembangan. 

Jadi tujuan pendidikann itu harus mengembangkan kekuatan pikiran karena pendidikan ideal itu pendidikan yang selalu mengembangkan intelektual dari dalam diri manusia sendiri. Dia percaya bahwa mengembangkan daya intelektual dengan membaca. Pendidikan harus bersifat universal. 

Serta gagasan utamanya terkait penerapan yang paling fenomenal ialah “Pendidikan diimplementasikan dengan mengajar dan mengajar diimplementasikan dengan pengetahuan, dan pengetahuan adalah kebenaran. Kebenaran dimana pun sama. Kebenaran itu sebuah persiapan hidup bukan hidup itu sendiri”

2. Ortimer Adler, Lahir di Amerika Serikat. Menurutnya pendidikan itu merupakan sebuah proses dimana kemampuan manusia dipengaruhi oleh kebiasaan. Kebiasaan menurutnya mampu bermanfaat dan membantu dirinya. 

Pendidikan dari kacamata Adler bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan dan bakat yang sudah dimiliki oleh seseorang. Nah, untuk mengoptimalkannya bisa dengan cara pembiasaan, sering berlatih dan melakukan prakteknya secara berkesinambungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun